Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Jaktim: Kesalahan Input C1 di Salah Satu TPS Murni Human Error

Kompas.com - 25/04/2019, 19:43 WIB
Tatang Guritno,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur Wage Wardana menjelaskan, insiden salah input form C1 dari salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta Timur yang dilakukan petugasnya murni karena human error.

Wage menyampaikan hal itu saat memenuhi panggilan pemeriksaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Wage menjelaskan, kesalahan penginputan data C1 pada Situs Informasi Penghitungan Suara (Situng) terjadi karena form C1 antara TPS 93 Bidara Cina dengan TPS 93 Cipinang Cempedak tertukar.

"Jadi waktu input form C1 itu tertukar karena letak form keduanya berdekatan. Kedua TPS ini soalnya sama-sama berada di Kecamatan Jatinegara. Ketika petugas hendak menginput datanya ke Situng," ujar dia.

Baca juga: KPU Tantang Tim Prabowo-Hatta Buktikan Dugaan Data C1 Bocor

Wage menyebutkan, penginputan data itu dilakukan petugasnya pada pukul 00.00 WIB tengah malam.

"Setelah dapat kabar ada kesalahan, saya minta data itu di drop. Lalu saya langsung berikan klarifikasi juga, baik di Facebook dan Whatsapp yang intinya mengakui bahwa petugas salah lakukan input," papar Wage.

Wage menghormati pelaporan yang dilakukan tim Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandiaga ke Bawaslu DKI Jakarta. Menurutnya pelaporan itu merupakan wujud koreksi masyarakat pada kinerja penyelenggara pemilu.

"Saya mengapresiasi pelaporan ini, karena menjadi check and balance buat kami. Selain itu dengan pelaporan ini, kami juga dapat semakin mewujudkan pemilu yang adil dan bermartabat," kata Wage.

Sabtu pekan lalu BPP DKI Jakarta Prabowo-Sandiaga melaporkan KPU RI, KPU Jakarta Timur, serta petugas penginput form C1 ke Bawaslu DKI Jakarta.

"kami menolak dalil yang disampaikan KPU bahwa ini adalah human error, karena kami menolak dalil itu makanya kami melaporkan ke Bawaslu untuk diperiksa apakah ini adalah human error atau ada unsur kesengajaan," kata Ketua Advokasi dan Hukum BPP Prabowo-Sandiaga, Yupen Hadi, Sabtu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com