Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Banjir 1996, Warga Pejaten Timur Mengaku Tak Diberi Tempat Mengungsi

Kompas.com - 26/04/2019, 15:12 WIB
Vitorio Mantalean,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Pejaten Timur mengaku tidak pernah memperoleh bantuan berupa lokasi pengungsian ketika banjir merendam permukiman mereka. Padahal, wilayah ini terbilang langganan banjir lantaran letaknya yang rendah di dekat bantaran Sungai Ciliwung.

Ati, seorang warga RT 17 RW 08 mengaku bahwa selama ini bantuan yang ia terima hanya sebatas bantuan logistik. Itu pun datangnya kerap terlambat.

"Bantuan mah cuma makan doang, pagi bubur kacang hijau, siang belum nih sudah jam 2. Kalau ngungsi mah kita numpang aja di kios-kios gitu," kata Ati kepada Kompas.com, Jumat (26/4/2019) siang ketika banjir masih merendam rumahnya.

"Kita mah berharap. Selama ini enggak pernah disiapin kalau tempat ngungsi. Cari-cari aja sendiri di atas-atas," imbuhnya.

Baca juga: Warga Pejaten Timur: Terakhir Banjir Setinggi Ini Lima Tahun Lalu

Kontur wilayah di lokasi ini memang berupa turunan yang semakin rendah mendekati Sungai Ciliwung. Akibatnya, titik yang jarang terdampak banjir hanya di arah "atas" dekat Jalan Raya Pasar Minggu.

Kontur jalan yang semakin rendah dari arah Jalan Masjid Al Makmur, Pejaten Timur, Jakarta Selatam membuat ketinggian banjir semakin dalam mendekati bantaran Sungai Ciliwung, Jumat (26/4/2019). KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Kontur jalan yang semakin rendah dari arah Jalan Masjid Al Makmur, Pejaten Timur, Jakarta Selatam membuat ketinggian banjir semakin dalam mendekati bantaran Sungai Ciliwung, Jumat (26/4/2019).
"Enggak pernah ada. Dari pertama banjir 1996, terus yang gede-gede kayak 2002, 2007, enggak ada pernah dikasih tempat ngungsi," ujar Soni sepulang salat Jumat di Masjid Al-Makmur yang tak terdampak banjir.

"Paling dikasih bantuan sosial, itu kalau sebelum nyoblos (Pemilu) banjirnya. Habis banjir mah sudah pada lupa," ujarnya.

Baca juga: Banjir Rendam Permukiman Warga di Pejaten Timur

Hal tersebut diamini Eko, seorang tukang bangunan asal Solo yang mengontrak di wilayah ini. Dia mengaku, pernah terpaksa tidur di emperan jalan lantaran rumah kontrakannya tergenang banjir selama hampir sebulan.

"Pernah saya nih abis nukang pulang tidur di pinggir-pinggir gini, hampir sebulan saya, ya mau gimana," akunya.

"Biasa cepat sih surutnya sehari, tapi beresin lumpurnya yang makan waktu. Belum kalau besoknya dihajar banjir lagi. Di sini kalau Siaga II saja banjir pasti. Hari ini Siaga I, parah," Eko menjelaskan.

Baca juga: Pembebasan Lahan di Pejaten Timur dan Tanjung Barat Direncanakan Tahun Ini

Namun ucapan warga itu dibantah Camat Pasarminggu Agus Irwanto. Menurut dia, lokasi penggungsian untuk korban banjir sudah ditetapkan.

"Lokasi-lokasi pengungsian sudah kita tetapkan dengan semua pihak, termasuk dengan Kampung Siaga Bencana, termasuk logistik, dapur umum, tenaga medis untuk mengecek kesehatan warga kita," kata Agus melalui sambungan telepon.

Agus juga menyebut beberapa titik yang ditetapkan sebagai tempat pengungsian banjir di Pejaten Timur. 

"Di RW 08 di Masjid Al-Barkah, di RW 05 ada di SMPN 46 dan SDN 11 Pagi, RW 07 nanti bergabung di Al-Barkah," katanya.

Banjir merendam Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan sejak Jumat (26/4/2019) dini hari. Luapan Sungai Ciliwung imbas kiriman debit air dari arah Bogor membuat pemukiman ini direndam banjir setinggi 1-4 meter, tergantung jarak pemukiman dari Sungai Ciliwung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Kenangan Masa Kejayaan Manusia Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dulu Bisa Bangun Rumah, Kini Makan Pun Susah

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com