Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelecehan Seksual Penumpang KA Jakarta-Surabaya yang Berujung Bebasnya Pelaku

Kompas.com - 27/04/2019, 08:28 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Wakil Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Budi Wahyuni, mengimbau kepada siapa saja yang mengalami tindakan pelecehan untuk memberanikan diri teriak.

"Kalau bisa teriak, paling tidak memberikan respons terhadap pelaku bahwa dirinya tidak suka dengan perlakuan seperti itu. Dan korban juga bisa melaporkan kepada petugas yang terdekat dari lokasi ia dilecehkan," ujar Budi saat dikonfirmasi Kompas.com.

Baca juga: Cara agar Terhindar dari Pelecehan Seksual di Kereta Api

Sementara itu, kepada mereka yang menyaksikan terjadikan tindakan pelecehan, agar memberikan pertolongan dan berempati kepada korban. 

"Berempatilah kepada korban, itu korban lho ya bukan orang pura-pura. Kalau kita sudah menumbuhkan rasa empati kepada korban, diharapkan bukan lagi menyalahkan korban, tapi berempati dan berusaha menolong korban," ujar Budi.

Petugas harusnya melindungi korban

Selain itu, Budi memberikan tiga imbauan untuk PT KAI terkait tindakan pelecehan seksual di kereta api.

Pertama, sebaiknya PT KAI mempublikasikan kontak yang bisa dihubungi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kereta api, seperti pelecehan seksual.

Kedua, Budi mengimbau PT KAI agar para petugas yang direkrut dites terkait orientasi mereka tentang kekerasan pada perempuan dan sikap yang dilakukan untuk melindungi korban.

Hal ini bisa dilakukan pada proses rekrutmen SDM.

Budi menyayangkan peristiwa yang menimpa penumpang wanita itu yang sudah mengungkapkan permasalahannya dan bersedia melaporkan kepada petugas PT KAI. Akan tetapi, petugas tidak akomodatif terhadap korban.

Tindakan menyalahkan korban pelecehan seksual akan membuat korban menjadi enggan melaporkan karena ia tidak akan diberikan perlindungan oleh petugas.

Ketiga, Budi juga mengusulkan agar penempatan tempat duduk penumpang KA dibuat berdekatan dengan sesama jenis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Megapolitan
Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Megapolitan
Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Megapolitan
Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Megapolitan
Jadi Tersangka, Sopir Truk 'Biang Kerok' Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Jadi Tersangka, Sopir Truk "Biang Kerok" Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Megapolitan
Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Megapolitan
Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Megapolitan
Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Megapolitan
SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Megapolitan
Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Megapolitan
Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Kasusnya Dihentikan, Aiman Witjaksono Minta Polisi Kembalikan Ponsel yang Disita

Megapolitan
Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Ikut Resmikan Masjid Agung Bogor, Zulhas Puji Lokasinya yang Strategis

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Wacana Sekolah Gratis di Jakarta tapi KJP Dihapus, Warga: Lebih Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com