JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta kembali dilanda banjir pada Jumat (26/4/2019).
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, titik banjir akibat luapan Sungai Ciliwung sebanyak 32 titik hingga Jumat pukul 12.00 WIB.
Pada Sabtu (27/4/2019) pagi, titik banjir bertambah menjadi 37. Titik banjir tersebut berada di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
Untuk wilayah Jakarta Selatan, banjir merendam Kelurahan Pengadegan RW 001, 002, dan 011.
Kemudian, Kelurahan Rawajati RW 001, 003, dan 007; Kelurahan Cikomo RW 001; dan Kelurahan Kebon Baru RW 010.
Lalu di wilayah Jakarta Timur, banjir merendam RW 001, 002, 003, 005, 008, 012 Kelurahan Cawang; RW 001, 002, 004, dan 005 Kelurahan Balekambang; RW 005, 006, 007, 015, 016 Kelurahan Cililitan; RW 004 sampai RW 008 Kelurahan Kampung Melayu; dan RW 006, 007, 011, dan 014 Kelurahan Bidara Cina.
Anies sebut banjir kiriman
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, banjir tersebut bukanlah karena hujan di Jakarta, melainkan kiriman dari hulu.
"Di tempat itu tidak ada hujan sebetulnya, kita ini menerima air dari hulu ketika di sana hujannya keras. Karena itu titik-titiknya yang biasanya kena itu limpahan air padahal, kan, Jakarta ya hujan, tetapi tidak ada hujan yang luar biasa di sini. Ini adalah contoh situasi banjir karena kiriman dari selatan," ucap Anies di Dinas Teknis Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).
Baca juga: Selain Banjir, Jakarta Juga Terima Sampah Kiriman, Beratnya Setara 17 Mobil Avanza
Selain banjir, aliran-aliran sungai di Jakarta juga menampung sampah yang merupakan kiriman hulu Sungai Ciliwung.
Sampah-sampah tersebut tertampung di beberapa pintu air, termasuk Pintu Air Manggarai.
"Sampah di Manggarai itu Jakarta menampung sampah yang luar biasa banyaknya, kalau lihat sekarang di Manggarai itu bukan sampah di warga kita. Itu sampah yang masuk dari aliran Sungai Ciliwung," ujar Anies.
Bahkan, dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai mencapai 170 ton.
Perlu waduk
Anies mengatakan, untuk menangani banjir yang kini melanda Jakarta, diperlukan pembangunan waduk yang lebih banyak.