Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Razia Operasi Keselamatan Tidak Digelar di Jalanan Macet

Kompas.com - 29/04/2019, 11:39 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Yusuf mengatakan, operasi keselamatan 2019 dilakukan di titik-titik yang memiliki tingkat kemacetan rendah.

Hal ini bertujuan agar razia tidak menambah kemacetan yang bisa mengganggu aktivitas masyarakat.

"Kegiatan (operasi keselamatan 2019) ini, kita melihat situasi dan kondisi artinya kita melaksanakan kegiatan operasi simpatik dan diharapkan dari kegiatan ini tidak menimbulkan suatu kemacetan. Jadi, kita mencari lokasi-lokasi yang tidak menimbulkan macet," ujar Yusuf di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2019).

Baca juga: Operasi Keselamatan, Polda Metro Gelar Razia Kendaraan Mulai Hari Ini

Yusuf mengatakan, hari ini operasi keselamatan 2019 digelar di tiga titik di wilayah DKI Jakarta yakni Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, depan gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, dan persimpangan coca cola, Jalan Perintis Kemerdekaan.

"Contohnya Jalan Benyamin Sueb itu kan lebar. Kalaupun kita melaksanakan kegiatan (operasi keselamatan 2019), (arus lalu lintas) enggak macet dan enggak ganggu kegiatan masyarakat yang lain," ujar Yusuf

Seperti diketahui, operasi keselamatan akan digelar mulai 29 April hingga 12 Mei 2019.

Baca juga: Operasi Keselamatan, Polisi Akan Razia Pengendara yang Main HP hingga Tak Pakai Helm SNI

"Operasi keselamatan ini dilakukan mulai hari ini sampai 14 hari ke depan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono.

Polda Metro Jaya menerjunkan 2.771 personel gabungan dengan Dinas Perhubungan Pemprov DKI, Satpol PP, dan sejumlah instansi terkait.

Sasaran operasi keselamatan 2019 diprioritaskan pada tujuh pelanggaran lalu lintas. Target pelanggaran pertama adalah pengemudi yang menggunakan telepon genggam saat berkendara. Kedua, pengemudi yang tidak menggunakan seat belt (sabuk pengaman).

Ketiga, pengemudi yang tidak menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Sasaran keempat adalah pengemudi yang melawan arus lalu lintas. Kelima, pengemudi yang mengendarai kendaraan di bawah pengaruh alkohol, miras, dan narkoba. Keenam, mengemudikan kendaraan di bawah umur. Ketujuh, mengemudikan kendaraan melebihi batas kecepatan maksimal," ujar Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com