Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Pasar Minggu Surut, Warga Sibuk Bereskan Perabot Rumah hingga Bersihkan Lumpur

Kompas.com - 29/04/2019, 12:10 WIB
Walda Marison,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga permukiman Jalan Rukun Ujung, RT 005/05 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mengungsi di posko banjir. Mereka sibuk berbenah rumah yang sebelumnya terendam banjir.

Kawasan ini direndam banjir karena meluapnya air di Kali Ciliwung yang melintas di pinggiran rumah warga pada Jumat (26/4/2019)

Salah satu warga yang ditemui Kompas.com, Ahmad mengaku telah menempati rumahnya sejak Sabtu (27/4/2019). Dia langsung pulang ke rumah setelah banjir surut.

"Saya langsung pulang, langsung beres-beres rumah karena banyak lumpur," ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (29/4/2019).

Baca juga: Hujan Deras Minggu Malam, Dua Wilayah di Depok Terendam Banjir

Dia mengaku banyak lumpur masuk kerumahnya pasca banjir. Maklum saja, ketinggian air saat itu mencapai genteng rumah atau sekita empat sampai lima meter.

"Lumpur masuk sampai segini (sambil menunjuk mata kaki)," ujar Ahmad.

Hal yang sama juga dilakukan Narti. Warga yang tinggal persis membelakangi Kali Ciliwung ini juga pulang setelah banjir surut.

Dia langsung pulang untuk mengawasi perabotan rumahnya yang dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

"Saya langsung pulang, langsung beres-beres dan masukin barang (perabotan rumah). Tetangga yang lain juga langsung pulang karena jagain perabotan juga," tuturnya.

Pantauan Kompas.com pukul 10.30, warga mengamankan lemari, kulkas, televisi dan perabotan lain agar tidak kembali terendam banjir.

"Ini yang sebelah (tetangganya) masih beres-beres juga. Perabotannya masih ada yang di luar," tambahnya.

Warga berharap kejadian kemarin jadi banjir terkahir yang melanda kawasan ini.

"Biasanya kalau segede ini mah lima tahun sekali karena kan banjirnya bukan karena hujan gede. Kita selalu banjir karena ada (air) kiriman dari Katulampa. Mudah-mudahan enggak banjir besar lagi tahun ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com