Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedestrian Keluhkan Trotoar Casablanca Sering Dilintasi Motor

Kompas.com - 29/04/2019, 22:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pejalan kaki di trotoar Jalan Casablanca, Jakarta Selatan, mengeluhkan seringnya sepeda motor melintas area pedestrian, terutama sore hari saat jam pulang kerja. Sepeda motor melintas di trotoar demi menghindari arus lalu lintas di ruas Jalan Casablanca arah Tebet yang padat-merayap.

Pada Kamis (25/4/2019) sekitar pukul 18.45 WIB misalnya, banyak pengendara motor yang nekat menerabas jalur pedestrian, mulai dari pengguna motor pribadi maupun pengendara ojek daring. Mereka leluasa melaju di area pedestrian yang terbilang lebar.

Pejalan kaki tak begitu ramai di jalur itu sementara trotoar tampak lebar. Namun tindakan para pengendara itu tetap tak bisa dibenarkan.

Baca juga: Meski Dilarang, Pengendara Motor Masih Nekat Terobos JLNT Casablanca

"Mau sampai kapan begini jadi budaya? Ngomong apa adanya ya, sebenarnya kita pejalan kaki bisa saja mepet ke pinggir biar sama-sama enak ceritanya," kata Ernest (29) kepada Kompas.com.

Dia mengemukakan, saban hari melewati trotoar itu sepulang kerja, selalu ada sepeda motor yang melintas.

"Kadang-kadang sih memang cuma satu, dua, tiga yang lewat. Cuma kalau pembiaran begini terus dilakukan ya jangan heran kalau nanti dianggap wajar suatu hari kalau tempat pejalan kaki dikuasai motor," kata dia.

Romi (31) yang berjalan kaki menuju halte juga risau dengan banyaknya sepeda motor yang melintas. 

"Masalahnya mereka ngebut karena ngeliat kita (pejalan kaki) minggir, trotoarnya lega. Ya masa kita enggak minggir kalau mereka keroyokan gitu?" kata Romi.

Pendapat serupa diungkapkan Risa (21). Mahasiswi yang sedang kuliah sembari magang ini mengatakan ingin menegur para pelanggar tersebut. Apa daya, nyalinya tidak cukup kuat karena ia tak yakin ada pejalan kaki lainnya yang cukup peduli.

"Pengin sih negur, kalau bisa dijitakin. Cuma saya siapa? Mereka juga pasti ngerasa benar, apalagi ramai-ramai. Sayanya sendiri, (pejalan kaki) yang lain entah mau ikut campur apa nanti saya dianggap mau cari perhatian segala macamlah," kata dia.

Dia berharap, trotoar dibuat semacam pagar agar menyulitkan para pemotor lewat.

"Dibikin semacam pagar gitu ya, atau tiang-tiangnya dibanyakin dan jaraknya rapat-rapat. Kalau bisa ada polisi juga jagain. Kan kasihan kalau ada orang tunanetra atau apa yang juga lewat trotoar tapi sekelilingnya banyak motor," ujar dia.

Romi pesimistis dengan kondisi yang terjadi. Menurut dia, persoalan itu merupakan masalah mentalitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com