JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke daerah lain ramai diperbincangkan pada Senin (29/4/2019). Komentar Gubernur DKI Jakarta atas wacana itu menarik perhatian pembaca Kompas.com.
Selain itu, berita populer juga diisi dengan pengakuan pembunuh satu keluarga di Bekasi dalam persidangan.
Berikut rangkuman 5 berita populer di Megapolitan Kompas.com.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai rencana pemindahan ibu kota tidak akan mengurangi kemacetan di Jakarta.
"Jadi perpindahan ibu kota tidak otomatis mengurangi kemacetan, karena kontributor kemacetan di Jakarta adalah kegiatan rumah tangga dan kegiatan swasta. Bukan kegiatan pemerintah," kata Anies di Pasar Kenari, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
Selengkapnya, klik tautan ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membandingkan dampak banjir Jakarta pada tahun 2015 dengan yang terjadi pada 2019.
Anies menyebut, pada 2015 ada sekitar 230.000 orang yang mengungsi akibat banjir. Sementara pada 2019, jumlah pengungsi tak sebanyak dulu, yaitu 1.600 warga yang mengungsi.
"Coba bayangkan tahun 2015 ada 230.000 orang mengungsi, kemarin 1.600 orang, kenapa terjadi? Karena volume air dari hulu tidak dikendalikan. Jadi kalau dibandingkan (2019), sangat kecil dibandingkan dengan 2015," ucap Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
Selengkapnya, klik tautan ini.
Terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi Harris Simamora mengaku sudah membenci korban Daperum Nainggolan sejak lama.
Pada November 2018, Harris membunuh Daperum dan istri serta kedua anaknya di Bekasi.
"Saya sudah tidak suka dengan abang (Daperum) semenjak dia nikah dengan kakak (Maya Boru) saya," kata Harris dalam sidang di Pengadilan Negeri Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/4/2019).
Selengkapnya, klik tautan ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi rencana pemerintah pusat memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta. Meski ibu kota dipindahkan dari Jakarta, lanjut dia, tidak akan mengurangi permasalahan di Jakarta.