Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Banjir, Warga: Kali Jangan Cuma Ditahan Pakai Batu dan Kawat

Kompas.com - 30/04/2019, 22:23 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kelurahan Cipinang Melayu berharap, Pemprov DKI Jakarta segera melakukan normalisasi Kali Sunter yang kerap membawa banjir kiriman dari Depok, Jawa Barat ke permukiman warga.

Jon, warga RT 004 RW 004 berharap agar Kali Sunter yang melewati bagian belakang permukiman warga dibenahi serius.

Sebab, menurut dia, setiap kali datang air kiriman dari Depok, warga tak bisa mengelak dari banjir meskipun tak turun hujan.

"Harapannya sih itu kali jangan cuma pakai batu sama kawat saja, air dari kali kalau masuk kan tetap masuk," kata Jon saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/4/2019) ketika banjir di Cipinang Melayu berangsur surut.

Baca juga: Harapan Korban Banjir Balekambang, Menanti Naturalisasi ala Anies hingga Minta Dibangun Turap

Saat ini, aliran Kali Sunter yang dimaksud telah diblokade dengan beronjong.

Namun, tak sedikit pula titik di sekitar kali tersebut yang luput dari pemasangan beronjong. Akibatnya, air meluap melalui di titik-titik tersebut.

"Dibilang ngaruh sih ngaruh, tetapi ngaruh banget ya enggak. Air kan tetap saja masuk, cuma kotorannya rada tersaring karena enggak bisa lewat batu," ujar Samin, warga RT 002 RW 004.

"Kalau hanya begini doang mendingan sekalian ditembok, dicor yang tinggi. Jadinya air sama sekali enggak masuk. Soalnya kalau sekarang, air naik 50 sentimeter dari kali saja pasti nembus tanggul," kata pria paruh baya tersebut.

Sementara itu, Ela yang tinggal di rumah yang dibangun di tengah aliran kali, menilai, pembangunan tanggul malah menambah deras banjir yang masuk ke rumahnya.

"Sudah begitu bersihinnya makin susah lagi. Kalau dulu waktu belum ada tanggul kan bisa tinggal nyerodok lumpur ke kali. Kalau sekaramg lumpurnya mau lewat mana?" kata dia.

Namun, Muchtar yang duduk di seberangnya justru menyentil ibu satu anak tersebut. Ia mengingatkan Ela yang membangun rumah di tengah aliran kali.

Muchtar juga berpendapat, tanggul tak efektif mencegah banjir. Menurut dia, tanggul hanya membantu agar warga tak terseret arus ke kali saat banjir.

"Kalau pemerintah serius, mestinya ditembok tinggi saja kayak Kalimalang. Lihat tuh Kalimalang sudah enggak banjir, kecuali pas bangun Tol Becakayu karena mampet," kata dia.

Muchtar memberi usul agar normalisasi Kali Sunter dipercepat.

Baca juga: Banjir Kembali Rendam Permukiman Warga Cipinang Melayu

Ia mengaku sudah menyampaikan usul tersebut pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ketika Anies berkunjung ke Cipinang Melayu, medio November 2018, atau setelah banjir merendam permukiman warga.

Saat itu, kunjungan Anies membuahkan pembangunan beronjong yang disebut sebagai tanggul sementara.

"Saya sudah sampaikan juga ke Pak Gubernur, ini rumah-rumah di tengah kali sini dibongkar saja. Paling hanya empat-lima rumah dibongkar. Jadi kalinya lebar, habis itu dikeruk lagi supaya dalam. Terus pinggirnya dicor, kan jadi enggak ada lumpur lagi. Kalau diginiin doang, ya air kalau agak banyak dikit pasti bakal masuk terus ke rumah-rumah," tutur dia.

Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com mengatakan bahwa banjir kerap melanda tiap tahun.

Akibatnya, ketika banjir kembali merendam permukiman warga pada Selasa (30/4/2019) dini hari pun, warga tetap bertahan di rumah masing-masing kendati ketinggian air sempat mencapai 60 sentimeter.

Hingga pukul 14.00, banjir terpantau surut. Tersisa RT 004 dan RT 005 di RW 004 Kelurahan Cipinang Melayu yang masih tergenang banjir dengan kedalaman sekitar 15 sentimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com