Ismail (31) yang saban hari keliling berjualan kopi dengan sepeda di sekitar Sudirman-Menteng punya pendapat serupa.
Ketika ditanya soal harapannya apabila Jakarta tak lagi menyandang status ibu kota, ia menjawab santai sembari mengungkapkan nasibnya.
“Ibu kota pindah atau enggak pindah, bakalan kalau lagi apes kita mah tetap disuruh pindah. Jakarta, ya, tetap Jakarta, duit muter di sini,” kata pria yang akrab disapa Mail itu.
Dengan enteng, ia menduga proyek pemindahan ibu kota akan semakin menguntungkan para elite sekaligus membuatnya kian tersingkir.
Ia berpendapat, para pedagang kaki lima sepertinya kerap ditertibkan karena dianggap menyebabkan Jakarta tak tampak modern.
“Kadang, ya, kalau saya lihat, yang bikin pedagang kayak saya diusir itu karena dianggap bikin kumuh. Habis ada MRT saja saya mikir-mikir kalau mau jualan dekat sana (stasiun MRT)," kata dia.
"Di sini (Sudirman) kan, lihat sendiri, gedung-gedung mewah semua. Enggak banyak-banyak amat kantor pemerintahnya. Nanti kantor pemerintah pusat kan kosong (setelah ibu kota pindah), terus seandainya tempatnya disewakan buat (aktivitas) bisnis, kita juga kena lagi,” kata Mail lagi.
Ketika ditanya soal kemungkinan Jakarta ditinggalkan sebagian warganya, Mail menampik.
Baca juga: Ibu Kota Pindah, Anggota DPRD DKI Beri Contoh Amerika Serikat
Ia beranggapan, Jakarta tak perlu jadi ibu kota untuk menjadi magnet, bahkan bagi warga luar kota.
“Yang kerja di kantor pemerintah memangnya berapa, sih, dibandingkan yang di pabrik-pabrik, di kantor-kantor sana, di Sudirman-Thamrin, Senayan sana," ucap Mail.
"Paling ya kalau jadi sepi pun karena demo-demo saja yang berkurang, kalau mau demo mesti ke Kalimantan sana naik pesawat,” ujar Mail bergurau, merujuk Kalimantan sebagai salah satu opsi lokasi ibu kota yang santer diberitakan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo yakin pemindahan ibu kota dari Jakarta terwujud suatu hari nanti.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta pada Senin (29/4/2019) pagi membahas pemindahan Ibu Kota.
"Memindahkan ibu kota negara membutuhkan persiapan yang matang. Sisi pilihan lokasi yang tepat, termasuk memperhatikan pada aspek geopolitik geostrategis, kesiapan infrastruktur pendukung dan pembiayaan," ujar Jokowi.
"Tapi saya meyakini Insya Allah kalau dari awal kita persiapkan dengan baik, maka gagasan besar ini akan bisa kita wujudkan," kata dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.