“Kakeknya mah nganter sampai stasiun, nanti dia yang beli tiket sendiri dan jalan sendiri sampai sekolahan,” ucapnya.
Dari Stasiun Kemayoran, Karim menempuh perjalanan 1,5 jam sampai ke Stasiun Depok Baru. Dari stasiun, ia berjalan kaki sejauh 550 meter atau sekitar 7 menit menuju Sekolah Master.
Baca juga: Kisah Arul, Anak Tukang Las & Penyapu Jalan Diterima Kedokteran UI
Mandiri tinggal bersama kakek dan nenek.
Sejak kecil, Karim sudah tinggal bersama kakek dan neneknya.
Ibu Karim meninggal tahun 2018 karena sakit paru-paru, Sementara, ayah Karim tinggal di Manggarai. Menurut Diana, sejak kecil Karim biasa ditinggal pergi oleh orangtuanya karena sibuk dengan urusan masing-masing.
“Jadi seperti tidak ada yang peduli sama Karim, saya kasihan sama ini anak. Tapi sekarang jadi banyak yang sayang sama Karim,” ujar Diana.
Diana bercerita, saat masih bayi, Karim kerap keluar masuk rumah sakit akibat mengalami gizi buruk.
Baca juga: Sambil Jualan Cilok, Bocah Yatim Piatu di Tangsel Tetap Bersekolah
"Dulu Karim ini bayi gizi buruk, badannya kurus banget. Sejak kecil enggak diperhatikan orangtuanya, makanya langsung saya ambil dan urus dia sejak bayi," kata dia.
Awalnya, Diana bersama sang cucu tinggal di daerah Situ Lio, Depok. Namun, sejak tahun 2016, ia bersama sang cucu pindah ke daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dengan hasil botol-botol bekas yang dipungutnya, Diana bisa menghidupi kebutuhan sehari-hari.
Setiap pulang sekolah, Karim selalu menyempatkan diri membantu neneknya untuk memunguti botol-botol bekas tersebut.
“Ditambah saya kan lagi sakit, dia yang jalan kadang pulang sekolah ngangkutin botol-botol bekas. Dia tuh tahu banget kalau neneknya lagi sakit, kakinya dipijetin,” ucapnya.
Diana berharap cucunya dapat menjadi orang yang sukses. Ia mengatakan, cucunya tersebut dapat bercita-cita menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Baca juga: Kisah Bocah-bocah Pengasuh di Sampang, Bersekolah Sambil Mengasuh Adik (1)
Karim mempunyai impian menjadi tentara karena suka menonton film perang.
“Dia itu suka film perang terus dia selalu bilang ke saya, “Nek, aku nanti mau jadi TNI supaya bisa lindungi Indonesia dan orang banyak',” ucap Diana.
Diana selalu berdoa cucunya dapat menggapai cita-citanya.
“Saya mah hanya bisa berdoa saya bisa sekolahin dia sampai nanti dia jadi tentara biar buktiin ke orang-orang kalau orang kecil juga bisa sukses,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.