Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Penumpang MRT Terkait Keberadaan Keran Air Minum Gratis di Stasiun Dukuh Atas

Kompas.com - 01/05/2019, 17:38 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan keran water fountain atau keran air siap minum gratis di Stasiun MRT Dukuh Atas menimbulkan komentar beragam dari para penumpang.

Ada yang belum mengetahui keberadaannya dan ada pula yang enggan mengambil air minum dari keran tersebut.

Salah satu penumpang bernama Firda (23) mengaku, tidak mengetahui lokasi keran air minum gratis tersebut. Menurutnya, keran air minum tersebut seharusnya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh penumpang.

Baca juga: Keran Air Siap Minum Gratis Kini Ada di Stasiun MRT Dukuh Atas

"Saya enggak melihat di mana ada keran air minum itu. Penumpang lainnya sepertinya juga enggak tahu soalnya saya enggak melihat antrean ambil air minum," kata Firda, saat ditemui di Stasiun MRT Dukuh Atas, Rabu (1/5/2019).

Firda mengatakan, dirinya antusias untuk mengambil air minum gratis dari keran yang telah disediakan dengan syarat botol minuman yang ia gunakan adalah botol minum pribadinya.

"Saya sih mau saja mengambil air minum dari keran itu, asalkan pakai botol minuman saya. Kalau langsung minum pakai gelas yang mungkin tersedia di sana, saya merasa kurang yakin dengan tingkat kebersihannya," kata dia.

Penumpang lainnya bernama Sri Hastuti juga antusias untuk mengambil air minym dari keran yang telah disediakan.

Ia berharap, jumlah keran air minum gratis ditambah di setiap Stasiun MRT sehingga memudahkan para penumpang yang ingin mengisi ulang air pada botol minuman yang dibawa.

Selain itu, lanjut Sri, petugas MRT diharapkan memberikan informasi atau petunjuk arah tentang keberadaan keran air minum gratis tersebut.

"Pendapat saya sih keran air minum dari keran itu sudah higenis dan aman untuk dikonsumsi. Saya memang belum pernah mengambil air minum di sana karena saya tidak membawa botol minum. Sayangnya, lokasinya (keran air minum) itu kurang strategis sehingga banyak orang yang belum tahu," ujar Sri.

Pendapat berbeda diungkapkan oleh Yoni (24), yang mengaku enggan mengambil air minum gratis dari keran tersebut. Ia ragu dengan tingkat kebersihan pada keran yang telah disediakan tersebut.

"Kalau saya enggak mau ambil. Alasannya ya karena merasa itu enggak bersih saja. Orang lain mungkin mempunyai pendapat yang berbeda ya," ujar Yoni.

"Kalau orang lain mau mengambil air minum di sana (keran air) ya silakan. Saya hanya berharap semua orang menjaga kebersihan keran. Ambil airnya pakai botol minuman pribadi saja," sambungnya.

Baca juga: Ada Air Keran yang Bisa Diminum Secara Gratis di Stasiun MRT Blok M

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan water fountain yang baru dipasang di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas, Selasa (30/4/2019).

Anies mengatakan, meski keran air ini sederhana, namun keberadaannya bisa mengubah pola pikir dan gaya hidup.

"Ada sebuah pesan fundamental bagaimana kita mulai membiasakan untuk menggunakan barang-barang yang minim sampah, apalagi plastik, dengan cara membawa tumbler misalnya, membawa alat untuk minum dan mengambil air minum yang sudah siap tersedia," ujar Anies, di Dukuh Atas, Selasa (30/4/2019).

Keran air siap minum terletak di depan akses pintu masuk Stasiun MRT Dukuh Atas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com