Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusakan Fasilitas Publik yang Nodai Peringatan Hari Buruh di Jakarta

Kompas.com - 02/05/2019, 08:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Peringatan Hari Buruh Internasional 2019 di Jakarta, Rabu (1/5/2019), tercoreng dengan adanya sejumlah sarana dan prasarana milik PT Transjakarta yang rusak imbas aksi massa.

Pagar pembatas di Halte Tosari ambruk setelah terjadi dorong-dorongan antara massa aksi dan polisi pada Rabu siang. Pagar itu tak mampu menahan beban massa yang terdesak.

Dorong-dorongan itu terjadi karena peserta aksi berusaha merangsek blokade polisi yang menghalau massa supaya tidak mendekat ke Istana Negara.

Baca juga: Demo Hari Buruh di Bundaran HI Ricuh, Pagar Pelican Crossing Rusak

Sementara itu, separator jalan pada jalur transjakarta di sekitar Monumen Nasional menjadi korban vandalisme oleh peserta aksi.

Ia menuliskan kalimat, "Rakyat Anti Kapitalis May Day. Rezim Fasis". Tulisan tersebut berwana hitam dengan warna dasar separator berwarna abu-abu.

Selain separator jalur transjakarta, moveable concrete barrier yang dipasang polisi sebagai barikade juga tak luput dari coretan massa.

Baca juga: Vandalisme, Peserta Aksi Hari Buruh Corat-coret Separator Transjakarta


Taggapan Transjakarta

Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengecam aksi tersebut. Ia berniat melaporkan kerusakan yang dialami pihaknya ke kepolisian.

"Kami akan usut dan laporkan kepada pihak berwajib atas kejadian perusakan ini. Aset-aset yang dirusak adalah aset milik publik dan digunakan bersama sehingga menjadi tanggung jawab bersama untuk selalu menjaga dan memeliharanya," kata Agung dalam keterangan tertulis.

Demi memberi efek jera, PT Transjakarta berkoordinasi dengan kepolisian untuk melacak pelaku perusakan dan vandalisme tersebut.

Menurut Agung, pelaku dapat dijerat Pasal 170 KUHP yang mengatur bahwa pengrusakan terhadap barang dapat diancam hukuman penjara maksimal 6 tahun.

Baca juga: PT Transjakarta Kecam Pengrusakan Halte Tosari saat May Day

Buruh melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional 2019 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (1/5/2019). Dalam aksinya, buruh meminta pemerintah menghapus Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan dan meminta melakukan perbaikan terhadap sistem BPJS Kesehatan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Buruh melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional 2019 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (1/5/2019). Dalam aksinya, buruh meminta pemerintah menghapus Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan dan meminta melakukan perbaikan terhadap sistem BPJS Kesehatan.

Aman terkendali

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mengklaim peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini berjalan lancar.

Harry menuturkan, tidak ada masalah berarti selama peringatan Hari Buruh Internasional hari ini. Menurutnya, hal itu merupakan buah dari koordinasi antara kepolisian dan buruh.

"Aman terkendali di lapangan, hanya tadi negosiasi, komunikasi, sebagai salah satu negosiasi kami dan Alhamdulilah semuanya sukses lancar," ujar Harry.

Baca juga: Usai Demo Hari Buruh, Kawasan Patung Kuda Bersih Secepat Kilat di Tangan PPSU

Peringatan Hari Buruh Internasional kemarin dipusatkan di dua titik yaitu Tennis Indoor Senayan dan Patung Kuda dekat Monumen Nasional.

Di Monas, massa aksi sudah berkumpul sejak pukul 08.30 WIB dan bubar menjelang petang sekira pukul 17.00 WIB. Aksi diisi oleh orasi dari sejunlah organisasi buruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com