JAKARTA, KOMPAS.com - Warga DKI Jakarta berharap agar pemerintah tak buru-buru menaikkan tarif moda raya terpadu (MRT).
Gilang Mahesa (41) misalnya, menilai terlalu cepat jika pemerintah menormalkan tarif MRT sekarang.
Apalagi jika pemerintah punya niat mengalihkan warga untuk menggunakan transportasi publik.
"Kalau dinaikan sekarang, habbit masyarakat kan belum terbentuk," kata Gilang saat ditemui Kompas.com di kereta MRT menuju Lebak Bulus pada Kamis (2/4/2019).
Ia mengatakan, pemerintah belum bisa melihat jumlah perpindahan masyarakat yang menggunakan transportasi umum jika baru sebulan memberlakukan tarif rendah kepada para pengguna MRT.
Baca juga: Diskon Tarif MRT Diperpanjang hingga 12 Mei 2019
Menurut dia, saat ini masih banyak warga yang menggunakan MRT hanya karena moda ini masih baru, atau bukan karena benar-benar butuh akan transportasi umum tersebut.
Jika pemerintah menerapkan tarif normal sekarang, kata Gilang, dikhawatirkan masyarakat akan kembali menggunakan kendaraan pribadi.
"Buat saya perlu ada fase enam bulan yang tersubsidi maksimal dengan ABPD DKI kan gede, supaya transisi dari private transport ke public transport-nya berjalan baik," kata dia.
Dalam enam bulan, menurut dia, barulah pemerintah bisa menghitung pengguna sebenarnya dari MRT. Baru setelah itu, pemerintah bisa pelan-pelan menaikkan harga.
Hal serupa juga disampaikan oleh Hardi (40). Ia mengatakan, masih terlalu cepat bila menaikkan tarif sekarang karena kepercayaan masyarakat akan pelayanan MRT masih belum terbangun.
"Menurut saya terlalu cepat ya baru berapa lama, belum ketemu banyak kendala atau bagaimana, tetapi kalau pelayanan bisa dipertahankan boleh saja," ujar dia.
Namun, meski tarif MRT kembali normal, ia mengaku masih tetap akan menggunakan moda transportasi ini ketimbang kendaraan pribadi mengingat kondisi jalanan Jakarta yang masih macet.
Ia pun berharap pemerintah tetap memberi subsidi lenih ke moda transportasi yang di resmikan Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2019 itu.
"Harapannya sih kalau bisa tetap ada subsidi ya, biar pun enggak diskon 50 persen seperti sekarang," kata dia.
Sementara itu, warga DKI lainnya bernama Satrio (29) mengatakan, tarif normal MRT yang ditetapkan pemerintah sejatinya tidak terlalu mahal.
Namun, dengan diberlakukannya tarif normal, ia mengaku akan mengurangi intensitasnya menggunakan kereta tersebut.
"Tarifnya masih oke sih buat pulang balik kerja, tetapi kalau buat sekadar pergi, makan kayak, sekarang mungkin rada berat," kata dia.
Ia yang bekerja di sekitar Bundaran HI mengaku cukup sering menggunakan MRT untuk sekadar membeli makan siang di kawasan Blok M.
Baca juga: Diskon Tarif MRT Diperpanjang hingga 12 Mei 2019
PT MRT Jakarta memperpanjang penerapan diskon tarif 50 persen bagi warga yang ingin menggunakan MRT.
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, diskon tarif itu diterapkan sembari menunggu keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait tarif baru MRT.
"Betul, masih sama 50 persen tarif sampai pengumuman berikutnya," kata Kamaluddin.
Namun, ia belum bisa memastikan sampai kapan penerapan diskon ini akan diperpanjang.
Nantinya, pihak PT MRT akan memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat jika ada perubahan tarif MRT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.