JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga jenis bus listrik yang diproyeksikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menggantikan seluruh bus Transjakarta dipamerkan di lokasi car free day (CFD) bundaran HI pada Minggu (5/4/2019).
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, warga tampak silih berganti untuk melihat bus-bus listrik tersebut.
Ada yang sekadar masuk untuk mencoba duduk di dalam bus, berswafoto, hingga bertanya-tanya mengenai bus tersebut ke petugas yang berjaga di depan pintu.
Heri Susanto (42), warga yang datang bersama seluruh anggota keluarganya untuk melihat bus listrik tersebut mengaku cukup penasaran dengan calon kendaraan umum di Ibu Kota itu.
Baca juga: Transjakarta Cetak Rekor Baru 800.000 Penumpang dalam Satu Hari
"Iya pertama saya liat di TV wah Transjakarta ada bus listrik, terus tadi kebetulan liat jadi masuk kesini," kata Heri kepada Kompaas.com di lokasi.
Bagi Heri, seharusnya pemerintah segera mengganti bus-bus yang ada dengan bus listrik karena dinilai lebih efisien dan bebas polusi.
Namun, sebelum diganti harus dilakukan uji coba lebih dahulu untuk mengetahui kemampuan dan kenyamanan bus tersebut.
"Keliatannya sih nyaman ya, tapi nanti kita belum tahu pas beroperasi gimana," ujar Herri.
Ia berharap ketika melayani warga nanti jumlah penumpang dari bus ini agar bisa dibatasi sehingga kenyamanan serta ketahanan dari bus ini bisa terjaga.
Pujian diberikan oleh warga lainnya yakni Abdul Fattah (49). Saat mencoba untuk duduk di jok penumpang salah satu bus yang dipamerkan, Fatah menilai bus listrik ini lebih nyaman daripada bus-bus Transjakarta yang kini beroperasi.
"Sudah kayak bus-bus luar negeri," kata dia.
Namun Fatah khawatir terkait keamanan dari bus ini.
"Safety nya perlu di ujicoba, inikan dari listrik dari baterai sumber tenaganya, jadi kalau rusak kan bahaya orang batrai handphone aja bisa meledak," kata dia.
Sementara istri dari Fatah, Evi Erlina (48) khawatir operasional listrik dari bus tersebut dibebankan kepada warga.
"Nanti dengan ada bus listrik ini, ini kan fasilitas umum, jangan sampai nanti masyarakat yang dibebankan biaya listrik nya. Takutnya biaya listrik di alokasikan ke rumah tangga semua," kata dia.