Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shalat Tarawih di JPO Pasar Gembrong Akan Berakhir Tahun Ini

Kompas.com - 07/05/2019, 10:57 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan warga mendirikan shalat tarawih di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Gembrong, Jakarta Timur, merupakan fenomena tahunan yang bisa ditemui saat Ramadhan tiba.

Senin (6/5/2019) kemarin, belasan warga mendirikan shalat di atas JPO itu. Sejatinya, mereka merupalan jemaah Mushala Miftahul Jannah yang berada di pinggir Jalan Basuki Rachmat.

Para jemaah terpaksa menggunakan JPO sebagai tempat mendirikan shalat karena kapasitas mushala tak mampu menampung jemaah.

"Ya soalnya kondisi di dalam sudah penuh, soalnya semua warga shalatnya di sini. Setiap tahun begini, sudah sejak tahun 1990-an," kata Maznan, seorang jemaah.

Baca juga: Shalat Tarawih di JPO Pasar Gembrong Menjadi yang Terakhir Tahun Ini

Ridwan, jemaah lainnya, menyebutkan Mushala Miftahul Jannah merupakan mushala terdekat bagi sebagian besar jemaah yang merupakan warga sekitar Pasar Gembrong.

"Yang di JPO ini cuma lebihannya dari dalam. Masjid, mushala lainnya sih ada, cuma karena mushala ini yang paling dekat jadinya pilih di sini," ujar Ridwan.

Jemaah yang shalat di atas JPO didominasi anak-anak muda berusia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Mereka membuat satu saf yang mepet ke pinggir JPO supaya pejalan kaki masih bisa melintasi JPO yang kondisinya gelap-gulita itu.

Jemaah yang berusia lebih dewasa berada di dalam masjid atau shalat di bahu jalan. Jemaah yang shalat di bahu jalan pun mesti berbagi ruang dengan kendaraan yang melintas.

"Biasa saja sih, enggak beda sama shalat-shalat lainnya, yang penting kitanya aja bisa tetap khusyuk dan konsentrasi waktu salat," kata Syamsul, jemaah yang salat di pinggir jalan.

Terakhir

Pemandangan tersebut diyakini tidak akan terulang lagi pada Ramadhan tahun depan. Pasalnya, Mushala Miftahul Jannah beserta bangunan-bangunan di sekitarnya akan digusur untuk proyek Tol Becakayu.

"Insya Allah ini jadi salat tarawih di tahun terakhir. Karena 5 RT di sini dari RT 08 sampai 12 akan digusur karena ada Tol Becakayu," kata Arafat, seorang pengurus mushala.

Arafat menuturkan, mushala dua lantai itu didirikan pada 1993 di atas tanah wakaf. Ia menyebut, pengembang jalan tol sudah bertemu warga untuk mengurus pembangunan mushala pengganti.

"Nantinya pengembang akan membangun mushala lagi di tempat lain dengan nilai dan luas yang sama. Jadi dari umat kembali lagi untuk umat," ujar Arafat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com