Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sekumpulan Anak Rantau Pemalang Rutin Iuran Bangun Kampungnya...

Kompas.com - 07/05/2019, 18:24 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Paguyuban Generasi Remaja Randugunting (Grinting) merupakan sebuah perkumpulan yang berdiri tahun 2010 dengan misi membangun desa dari ketertinggalan.

Paguyuban tersebut berisi perantau asal Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Bantar Bolang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah yang berada di sekitar kawasan Jabodetabek.

Kompas.com bertemu dengan pendiri Paguyuban Grinting, Damirin Al Sukron, Selasa (7/5/2019).

Damirin bercerita, perkumpulan yang sudah berdiri 9 tahun dan berisi 820 anggota itu tak diragukan soliditasnya.

Baca juga: Bertolak ke Jateng, Jokowi Resmikan Tol Pejagan-Pemalang

Setiap bulan, anggota perkumpulan itu mengumpulkan iuran untuk membantu pembangunan di tempat kelahiran mereka, Pemalang.

"Dulu awal berdiri cukup sulit ya, karena ada yang pro dan kontra. Mereka yang kontra takut uang yang dikumpulkan dikorupsi atau digunakan untuk hal tidak jelas," cerita Damirin.

Namun, Damirin hanya fokus pada orang yang setuju akan idenya mengumpulkan uang untuk membantu pembangunan kampung mereka.

Saat itu, menurut dia, hanya ada 56 anggota yang bahu membahu mengumpulkan uang setiap bulan untuk membangun masjid di Kelurahan Peguyangan.

"Awalnya kami membangun paguyuban ini memang untuk membangun masjid. Karena di kelurahan kami, sejak zaman Presiden Soeharto hingga tahun 2010 itu hanya punya mushala dengan kondisi yang sempit, tidak punya kipas angin dan sebagainya," papar dia.

Pembangunan masjid akhirnya berhasil dilakukan hanya dalam waktu 1 tahun mengumpulkan iuran.

Alhasil, ketika Lebaran, para perantau yang kembali ke desa akhirnya percaya pada Paguyuban Grunting bentukan Damirin.

Baca juga: Polisi Gandeng Paguyuban Go-Jek Cari Saksi Pencurian Dana BOS

Kepercayaan itu, lanjut Damirin, membuat paguyuban berkembang pesat. Setiap tahun hingga hari ini dana yang dikumpulkan dapat mencapai Rp 250 juta.

"Sistemnya iuran setiap bulan. Untuk warga laki-laki membayar Rp 25.000, sedangkan perempuan Rp 20.000," kata dia.

Uang yang dikumpulkan paguyuban itu tak hanya digunakan untuk membangun desa, tetapi juga membantu warga Kelurahan Paguyangan yang hendak merantau ke wilayah Jabodetabek.

"Misal membantu untuk keberangkatan mereka merantau, memberikan pinjaman uang untuk usaha mereka. Bahkan kami sampai punya 20 mobil merek xenia dan avanza untuk anggota paguyuban yang hendak bekerja sebagai sopir taxi online," papar Damirin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com