Desa ibarat makam
Sejak 2010, Paguyuban Randugunting berhasil memberikan banyak hal untuk Kelurahan Peguyangan, seperti membeli dua ambulans, membangun lapangan sepak bola, membeli 12 hektar sawah untuk memberi lapangan kerja petani yang tak punya lahan, menyediakan mesin penggiling padi dan mendirikan koperasi unit desa.
"Saya memulainya dengan berpikir bahwa kemajuan desa tidak bisa mengandalkan orang lain atau dana dari luar desa. Kemajuan desa harus diraih sendiri, dengan mandiri dan berdikari," kata Damirin.
Baca juga: Fadli Zon Akan Bentuk Paguyuban Korban seperti Ratna Sarumpaet, Neno, dan Ahmad Dhani
Untuk menjaga soliditas paguyuban, mereka memiliki lima ketua yang mengatur anggotanya masing-masing.
"Di DKI Jakarta ada dua ketua, kemudian masing-masing satu ketua untuk wilayah Tangerang, Depok-Bogor, dan Bekasi," kata Damirin.
Para ketua harus mengumpulkan iuran dengan mengunjungi masing-masing rumah anggota. Hal itu dilakukan untuk menjalin silaturahim dan melihat kondisi anggotanya masing-masing.
Membangun tanah kelahiran menjadi hal penting untuk Paguyuban Grinting. Sebab, menurut Damirin, desa ibarat sebuah makam.
"Boleh ditinggalkan namun harus tetap dirawat. Hidup di mana saja boleh, tetapi jangan lupa membangun tanah kelahiran. Jika desa kita maju, itu juga menjadi kebanggaan tersendiri untuk kita semua," tutur Damirin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.