"Kita jangan terpusat di satu orang (penyedia takjil), nanti toko-toko sekitar enggak laku, soalnya semua pada pilih ke sini gratis. Jadi kita ambil dari toko-toko sekitar, supaya mereka tetap kebagian penghasilan sehari-hari," ungkapnya.
Akhiang, wakil ketua pengurus harian yayasan menyebut jika antusiasme peserta pada hari perdana buka puasa gratis tergolong tinggi. Sebanyak 200 paket menu berbuka langsung ludes. Untuk mengantisipasi peserta yang meluber, yayasan memberdayakan 50 sukarelawan di Wihara Dharma Bakti.
Selain sukarelawan dan pengurus, hadir pula beberapa donatur kegiatan yang kebanyakan berlatar belakang pedagang garmen. Jusuf Hamka yang hadir pada sore itu mengapresiasi kerja keras mereka semua dalam melayani kalangan yang berlainan kepercayaan.
Baca juga: Peringatan Hari Jadi Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Umat Beragama
"Saya bangga dan berbesar hati akan keberadaan klenteng ini. Apalagi, teman-teman pengurus punya kesibukan sendiri tapi meluangkan waktu untuk melayani saudara-saudara muslim yang ingin berbuka puasa," ungkap Jusuf Selasa sore kepada para pengurus yayasan dan sukarelawan yang kebanyakan berlatar belakang pedagang garmen.
"Dana yang terkumpul adalah dana dari teman-teman nonmuslim semua, untuk umat Islam, dan ini tahun kedua. Mudah-mudahan dapat ditiru di klenteng-klenteng lain di Indonesia. Mari bersuka cita!" seru Jusuf menutup sambutan.
Di sisi lain, Zacky yang sehari-hari bertugas di wihara ini menyebut jika para peserta terbantu dengan kegiatan ini. Bukan hanya membantu secara finansial, namun juga bantu memangkas jarak komunikasi antar-umat. Tak sedikit peserta yang kelak menyisihkan uangnya bagi yayasan sebagai bentuk terima kasih.
"Sekarang lebih bersahabat, bisa dibilang karena kita juga membuka tangan untuk mereka. Harapannya, mudah-mudahan perbedaan agama seperti ini tetap langgeng, terjalin silaturahmi dan tidak membeda-bedakan agama. Mudah-mudahan semakin banyak juga muslim yang ke sini," ucap Zacky.
Baca juga: Soal Toleransi, Indonesia Jadi Rujukan Australia
Harapan serupa juga diutarakan Aziza (48), salah seorang yang ikut berbuka puasa gratis. Menurut dia, apa yang terjadi sore ini merupakan contoh kerukunan antarumat beragama yang tak mempan dipanas-panasi. Ia menyebut warga sekitar hidup bertetangga dengan damai.
Mudah-mudahan biar nambah saja rezekinya. Tetap rukun-rukun. Kita juga bakal siap kalau diminta tolong apa nanti, soalnya kayak gini kita juga ditolongin,” kata Aziza selepas berbuka puasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.