Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huruf N dari Permen Yosan Ditemukan, "Mitos" Pun Terpatahkan

Kompas.com - 09/05/2019, 07:00 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Para generasi 90-an tentu mengenal permen karet Yosan. Yang membuat permen karet ini terkenal bukan sisi rasanya, melainkan sebuah undian untuk mencari huruf Y-O-S-A-N yang ada di bungkus permen.

Namun, ada huruf yang sulit ditemukan dari rangkaian huruf tersebut, yaitu N. Saking sulitnya menemukan huruf N tersebut, banyak yang menyangka bahwa itu hanya akal-akalan perusahaan sebagai strategi pemasaran agar orang terus membeli permen tersebut.

Namun, baru-baru ini tudingan tersebut terbantahkan. Dendi Ivanda, warga Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, beruntung mendapatkan huruf N tersebut.

Kompas.com menemui dia di kantornya di Grand Slipi Tower, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (8/4/2019). Ia lalu menceritakan bagaimana dirinya mendapatkan huruf N tersebut.

Dendi mengatakan, Maret lalu ia membuka situs belanja online untuk mengisi waktu istirahat siang di kantor. Tiba-tiba muncul iklan permen Yosan.

Baca juga: Misteri Huruf N di Permen Yosan Jadi #Horor90an

"Waktu itu ada iklan, nah ini Yosan nih. Zaman dulu gua suka makan, pengin ingat rasanya gimana, masih ada enggak sih? Manisnya saya udah lupa gimana, coba deh beli," kata dia.

Kala itu ia membeli dua dus permen itu, masing-masing berisi 60 permen dan dikirimkan ke kantornya. Harga satu dus Rp 19.000.

Ketika dua dus permen itu tiba pada 31 Maret 2019, ia langsung membuka bungkusannya.

Begitu membuka, ia masih menemukan undian rangkaian huruf yang pernah ia kumpulkan. Namun, dia tak berniat untuk kembali mengumpulkan rangkaian huruf tersebut karena sudah tahu bahwa huruf N sulit ditemukan.

Karena banyak permen yang dibeli, ia memberikan permen-permen itu ke teman-teman satu kantornya.

Keesokannya, Dendi mengonsumsi permen itu lagi. Namun, saat membuka bungkusan permen, ia menemukan huruf N yang diberi stempel dan dibubuhi tanda tangan.

"Saya penasaran, saya coba ngumpulin semua huruf selain huruf N. Setelah semua huruf Y-O-S-A-N lengkap, saya kirim pos," kata dia.

Setelah dua minggu berselang, ia tak kunjung dihubungi perusahaan yang memproduksi permen tersebut.

Ia sempat mengira undian itu sudah tak berlaku lagi. 

Namun, karena penasaran, Dendi mencari cara untuk menghubungi produsen Yosan demi mendapat kepastian tentang undian tersebut.

Ia menemukan akun Instagram permen Yosan dan mengirim pesan singkat melalui akun tersebut. Setelah lima hari, dia tak kunjung mendapatkan balasan.

Kemudian ia menemukan situs web perusahaan yang memproduksi permen itu dan mendapat alamat email perusahaan.

"Saya itu masih penasaran, masih ada enggak sih? Kalau enggak ada, ya sudah dikonfirmasi saja. Ternyata enggak lama setelah saya email, besoknya saya di telepon. Ternyata masih bisa dan dijanjikan mau dikirim hadiahnya," ujat Dendi.

Tiga hari kemudian, tepatnya pada 28 April 2019, manajemen permen Yosan mendatangi rumahnya dan membawa sebuah sepeda anak-anak berwarna biru. Ia memberikan sepeda tersebut kepada anak-anaknya.

Pihak Yosan yang mengantarkan hadiah sepeda tersebut mengatakan kepada Dendi bahwa dia merupakan orang keempat yang mendapatkan sepeda setelah undian itu digelar puluhan tahun.

Ia lantas membagikan cerita keberuntungannya mendapatkan huruf N yang selama ini dianggapnya sebagai mitos itu di laman Facebook-nya.

"Pas info itu saya share di Facebook, teman-teman yang seangkatan saya nih, yang sama sekolah dulu pada kaget 'Kok elu bisa dapet sih?'" ujar Dendi.

Postingan Dendi itu kemudian disebarkan teman-temannya melalui akun media sosial masing-masing hingga akhirnya viral di internet.

Salah satu akun  yang mem-posting ulang keberuntungan Dendi adalah akun @wowfakta. Di sana netizen kemudian berkomentar dan menceritakan rasa penasaran mereka yang tak pernah berhasil menemui huruf N tersebut.

Akun @ahmadsubekti  misalnya mengatakan, "Setelah sekian tahun akhirnya salah satu misteri dunia terpecahkan!"

Cerita yang sama disebutkan akun @helloghif. "Bertahun-tahun gua beli permen ginian sampe uda segede gini belum pernah yang namanya dapat hurufnya lengkap,"  tulis akun tersebut.

Bagi Dendi, hal itu membuat keluarganya, terutama anaknya, kini sering mengonsumsi permen tersebut. Namun, ia sedikit menyayangkan sulitnya mencari permen itu saat ini.

Ia harus membelinya melalui situs belanja online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com