Massa juga berteriak "Polisi harus mengayomi, kami menuntut pemilu yang tidak curang". Beberapa perempuan juga menunjuk-nunjuk wajah polisi yang tengah berjaga.
Sama halnya dengan di Lapangan Banteng, kepolisian juga meminta massa menunjukkan izin unjuk rasa di Bawaslu.
"Tunjukkan izin kalian, baru bisa aksi,” kata seorang polisi.
Massa berulang kali mengklaim telah mengantongi izin unjuk rasa di Bawaslu dari kepolisian, tetapi tak mampu menunjukkan izin yang dimaksud.
Di sisi lain, Eggi dan Kivlan berniat masuk ke Bawaslu untuk melaporkan kecurangan pemilu.
"Mau ngomong laporan dong ke Bawaslu, kenapa lu enggak lakukan diskualifikasi atau menegur? Enggak diizinkan polisi, enggak boleh masuk. Massa harus berantem sama polisi, enggak mau saya," kata dia, di depan Bawaslu, Kamis sore.
Keberadan massa di luar kantor Bawaslu sempat mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
"Jangan tutupi jalan, biarkan masyarakat lewat, ini bulan Ramadhan," kata polisi lewat pengeras suara.
Massa tak mengindahkan seruan polisi dan tetap berunjuk rasa sambil membawa spanduk dan menyanyikan yel-yel. Massa baru menyingkir seusai didatangi Eggi dan Kivlan.
Selang beberapa saat, massa aksi akhirnya membubarkan diri secara teratur.
Eggi dan Kivlan meninggalkan lokasi sebelum massa bubar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.