“Saya tanya ke driver-nya, kok bisa ada di sini? Dia jawab, ‘Oh maaf Mbak, saya cuma share ke grup saya. Maaf banget, Mbak jangan marah,’ segala macam.” kata dia.
Agnes sendiri mengaku tak masalah. Apalagi, pengendara tersebut dinilai sopan selama berinteraksi dengannya.
“Puji Tuhan, dia orangnya sopan dan kasih bukti kalau enggak menyalahgunakan pesanan saya,” ujarnya.
Dalam salah satu percakapan, Agnes memang meminta si pengendara agar pesanannya betul-betul dibeli.
“Pizzanya beneran dibeli ya, Mas, beneran dibagi makan bareng keluarga untuk buka puasa,” pesan Agnes kepada si pengendara saat itu.
Si pengendara lantas meminta izin agar pizza pesanan Agnes dinikmati bersama rekan-rekannya.
“Iya, boleh enggak apa-apa,” jawab Agnes saat itu.
Agnes masih heran sampai saat ini mengapa tindakannya bisa populer dalam waktu cepat. Ia menaksir, khalayak mungkin gerah dengan suhu panas politik yang seakan membakar identitas primordial.
“Enggak nyangka saja, mungkin karena perbedaan agama itu dan kondisi sekarang politik lagi panas jadi banyak yang tersentuh. Ini kan hal sepele ya. Nilainya juga enggak seberapa dibandingkan orang lain yang mungkin sedekahnya jauh lebih banyak daripada saya,” ungkapnya.
Ia melakukan “aksi bagi-bagi rezeki” itu setiap kali bisnis jastipnya bersambut. Ia pernah membagi-bagikan hadiah bebek panggang dari salah satu restoran di Jakarta Barat kepada anak-anak kecil penjaja tisu di dekat Taman Anggrek.
“Padahal, pernah juga sebelum ini menang undian dapat 52 ekor bebek panggang buat setahun dan itu redeem-nya mesti sehari dua. Di dekat Taman Anggrek-Central Park sana kan banyak anak-anak jualan tisu, saya suka bagi ke mereka gitu. Biasa saja. Kok yang ini simpel tapi viral,” katanya sambil terkekeh.
Dia lantas menuturkan bahwa sampai saat ini akun Instagram-nya masih menerima ucapan apresiasi dari orang-orang tak dikenal. Jumlah pengikutnya pun merangkak secara perlahan.
“Banyak komentar, mereka merasa terima kasih banget. Sudah banyak berita intoleransi perbedaan agama, ras, karena politik, sehingga adanya ini bisa memberikan suara ke masyarakat, bahwa toleransi lebih bikin kita rukun satu sama lain sebagai orang Indonesia,” kata Agnes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.