Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pemprov DKI Berikan Tempat Tinggal bagi Korban Kebakaran Kampung Bandan

Kompas.com - 15/05/2019, 11:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun rumah susun atau rusun bagi korban kebakaran Kampung Bandan, Jakarta Utara.

Keputusan ini diambil setelah Pemprov DKI bertemu PT KAI. Permukiman Kampung Bandan yang terbakar tersebut terletak di lahan milik PT KAI dengan luas 1,08 hektar.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tak ingin warga dipindah dari tempat tinggal semula.

"Jadinya solusinya bukan mereka dipindah, keluar dari Kampung Bandan, tetapi solusinya jangka panjang akan disiapkan hunian untuk di lokasi sekarang terkena api itu," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Baca juga: Anies: Solusinya, Warga Bukan Dipindah Keluar dari Kampung Bandan...

Anies mengklaim sudah mendapat persetujuan dari PT KAI soal rencana ini.

"Justru PT KAI merasa bahwa dengan cara begitu maka jelas. Huniannya yang menggunakan siapa, dibangunnya (oleh) siapa, tanahnya juga pemanfaatannya jelas," katanya.

Ketika dikonfirmasi ke PT KAI, Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) 1 Eva Chairunisa menyebutkan bahwa hal itu prosesnya saat baru pada tahap komunikasi.

"(Pembangunan ulang) masih dalam tahap komunikasi," kata dia.

Baca juga: PT KAI Sebut Rumah-rumah yang Terbakar di Kampung Bandan Berdiri di Lahannya

Bangun selter

Sembari menunggu realisasi pembangunan rusun, Anies mengatakan pihaknya akan membangun selter atau tempat penampungan sementara bagi korban kebakaran Kampung Bandan.

"Akan disiapkan selter, hunian sementara, di tempat itu," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Pasalnya, sejak kebakaran melanda permukiman padat penduduk di kawasan itu pada Sabtu (11/5/2019) petang, ratusan keluarga belum punya tempat tinggal yang layak.

Anies mengatakan pihaknya segera melakukan perencanaan untuk membangun selter.

"Dinas Cipta Karya mengatur tata ruangnya, lalu mereka akan muncul dengan rencana pelaksanannya, di situ nanti akan terlihat berapa lama diperlukannya, dari situ kami baru bisa tahu, tetapi hari ini dalam jangka pendek kita amankan," ujarnya.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kelik Indriyanto mengatakan, anggaran pembangunan selter sudah teralokasi pada APBD 2019. Ia menargetkan selter untuk lebih dari 300 keluarga dapat segera dibangun.

"Pengukuran mungkin bisa dua hari. Sudah mulai hari ini," ujar Kelik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com