Dokter tersebut memberikan Ryu krim yang harus ditebus oleh orangtuanya. Setelah dipakaikan, kondisi Ryu memang diakui membaik. Namun bagi sang ayah, harga krim ini termasuk mahal untuk dirinya.
"Dipakaikan mendingan, itu kurang lebih beberapa minggu sampai akhirnya benar-benar memudar. Aku pakai alternatif lain, lotion lain, karena obatnya terus terang mahal untuk saya, dan biaya dokter pun mahal sudah datang kontrol berkali-kali," tuturnya.
Karena vonis tidak bisa disembuhkan, itu berarti pengobatan dan perawatan harus terus diberikan kepada Ryu. Namun, karena mahalnya biaya pengobatan, orangtuanya pun memutuskan untuk menekan faktor-faktor pemicunya.
"Ya kita tekan pemicunya, harus bersih, dokterku juga bilang seperti itu. Ryu saat ini belum 100 persen, masih pakai lotion, kalau keringatan dan kotor kadang pipinya merah lagi," ujar sang ayah.
Hingga saat ini kurang lebih berusia 2,5 tahun, orang tua Ryu masih sangat menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekitar anaknya. Tentu tidak ada satu pun orangtua yang menginginkan anaknya merasakan sakit atau penderitaan seperti terserang eczema ini.
Curahan hatinya yang ia tuangkan di Instagram memang banyak menuai pro dan kontra dari netizen. Namun, di balik itu semua Arif hanya ingin berbagi tentang pengalamannya bersama Ryu yang menderita eczema.
Tanpa maksud lain, ia hanya ingin mengajak orangtua di luar sana untuk berani tegas mengambil tindakan demi kebaikan sang anak. Ini sekaligus mengimbau orang-orang untuk memastikan keadaan dirinya sebelum melakukan kontak fisik dengan anak kecil yang tidak dia tahu keadaan sebenarnya.
"Orangtua harus berani tegur dan larang orang yang mau pegang kalau dirasa tidak bersih ya. Buat yang asal pegang anak orang, aku tegur supaya sadar. Karena tangan kita itu kotor dan penuh kuman enggak terlihat kan. Jangan lah sembarang main asal comot muka bayi orang,” ujarnya.
Ia mengimbau, bagi orang-orang yang merasa gemas dengan kelucuan seorang bayi atau anak kecil, lebih baik minta izin terlebih dahulu kepada orangtuanya dan memastikan dirinya bersih, karena kulit bayi begitu sensitif.
"Jadi dari sini aku ceritakan pengalamanku, aku tahu ini pasti pro dan kontra. Cuma sharing yang aku alami tanpa mau menyalahkan siapa pun," ujarnya.
Namun, maksud itu nampaknya kurang tersampaikan karena banyaknya respons dan informasi dari pihak luar yang muncul atas unggahannya.
"Dan aku dituduh nyalahin orang yang megang-megang, padahal ya sebenernya ini salahku sendiri, jadi heran logikanya kebalik-balik," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.