Soalnya, bagi mereka, yang lenyap hanyalah merang dan – yang paling mereka rindukan – suasana guyub yang meliputi ritual tersebut.
“Di Jakarta Selatan sudah enggak ada lah, enggak cuma di Setu (Babakan). Tapi, budaya mandinya ya tetap enggak hilang dong. Yang enggak ada tinggal merangnya, ganti jadi sampo. Mandi mah mandi saja sendiri-sendiri di kamar mandi rumah. Kan enggak bisa lagi di kali juga, udah tercemar kena limbah,” kata Naalih.
“Intinya, umat Islam itu disunahkan untuk mandi, bersuci diri jelang Ramadhan. Cuma, dulu sampo memang masih susah, jadi pakai merang, karena kebetulan di sini kita biasa bebersih rambut pakai merang, karena banyak sawah, banyak padi,” lanjutnya.
Noor malah berseloroh.
“Ya, coba, zaman sekarang sudah ada sampo, lu keramas pakai merang ya diketawain anak-bini!”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.