Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang 22 Mei, Warga Diimbau Tak Terpengaruh Politik Adu Domba

Kompas.com - 19/05/2019, 22:47 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok warga yang tergabung dalam "Gerakan untuk Pemilu Damai dan Konstitusional" menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan politik adu domba dan langkah-langkah inkonstitusional jelang pengumuman hasil Pemilu pada 22 Mei 2019.

Hal itu disampaikan mereka melalui keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Minggu (19/5/2019).

"Dinamika politik cukup tinggi mewarnai proses pemilu sejak pengumuman hasil quick count sejumlah lembaga survei dan sepanjang proses rekapitulasi berlangsung," tulis mereka dalam keterangan tersebut.

Baca juga: BJ Habibie: Hindari Perpecahan Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2019

Mulai dari saling klaim kemenangan yang memecah masyarakat, seruan people power, tersebarnya berita hoaks yang masif dan meresahkan, tuntutan kepada Bawaslu dan KPU untuk mendiskualifikasi salah satu calon, sampai penolakan hasil pemilu terjadi dalam pemilu serentak kali ini.

Gerakan yang diprakarsai oleh 16 kelompok non-pemerintah ini menyampaikan bahwa sejatinya pemilu memiliki mekanisme penegakan hukum dan penyelesaian sengketa hasil pemilu yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Oleh karena itu, mereka menghimbau kepada semua pihak untuk menghargai mekanisme hukum yang ada dengan melapor ke Bawaslu ataupun Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) apabila keberatan dengan hasil pemilu yang akan diumumkan Rabu depan.

Mereka berharap agar semua pihak dapat menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi, menghargai konstitusi, menciptakan suasana konfusif menjelang dan setelah penetapan hasil pemilu.

Baca juga: Pesan Habibie Jelang 22 Mei: Terima Hasil Pemilu 2019

Mereka turut mengajak masyarakat agar bisa mengawal bersama proses tahapan pemilu dengan mengedepankan sikap hati-hati dalam menerima informasi.

"Mendukung aparat keamanan yakni Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Datasemen Khusus (Densus) 88 untuk bekerja optimal menjaga kondusifitas keamanan pelaksanaan tahapan Pemilu dan memberi rasa aman untuk semua," ucap mereka.

Adapun Gerakan untuk Pemilu Damai dan Konstitusional ini diprakarsai oleh 16 lembaga non-pemerintah yaitu Netgrit, Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, KEMITRAAN, Perludem, Presnas JaDI, Lingkar Madani Indonesia, NETFID, KoDe Inisiatif, Tepi, SPD, PuSaKo Universitas Andalas, JPPR, ICW, KIPP, Puskapol UI, dan PSHK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com