Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2019, 23:27 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap hari, Mario (49), selalu memulung sampah di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat dan berhasil mengumpulkan sekarung besar sampah botol plastik pada tengah hari. Namun, hari ini, Kamis (23/5/2019), Mario tidak seberuntung biasanya.

Penyebab utamanya, kata Mario, yakni bentrokan polisi dengan para demonstran di depan Bawaslu RI yang berlangsung Rabu malam.

"Tembak-tembakan masih sampai pagi itu. Saya mana berani dekat-dekat, sampai kabur saya ke depan Kedutaan Amerika," ujar Mario.

Sebelum kericuhan pecah, sampah kemasan makanan, termasuk botol-botol plastik incaran Mario, banyak berserakan di mana-mana. Akibat kericuhan yang berlangsung hingga pagi, Mario baru bisa memulung agak siang ketika suasana berangsur kondusif.

Baca juga: Karangan Bunga Pancasila & NKRI Harga Mati Bersandar di Sarinah

"Biasanya saya tuh sudah (memulung) dari subuh, paling telat dari pagi. Tapi, saya baru mulai keliling jam 10-an tadi," kata Mario yang ketika ditemui sedang memanggul karung berisi botol-botol plastik di Jalan KH Wahid Hasyim.

Pemulung lain bernama Tohar (52) yang juga ditemui di Jalan KH Wahid Hasyim mengalami nasib serupa. Tohar menyebut bahwa "barang buruan"-nya sudah diangkut oleh petugas kebersihan pada pagi hari.

"Buruan kita keburu habis, kebalap kita sama PPSU itu. Mereka kan banyak orangnya terus langsung ngangkut pakai truk banyak berjejer," ujar Tohar.

Pagi tadi, sejumlah petugas gabungan bahu-membahu mengangkut sampah yang berserakan di sekitar kantor Bawaslu. Walikota Jakarta Pusat Bayu Megantara bahkan menyebut 25 truk sampah dikerahkan untuk mengangkut sampah di sana.

"Kayaknya malah dapat lebih sedikit daripada biasa ini mah. Enggak tahu nanti ditimbang berapa, cuma biasanya enggak pernah sampai sore gini kita masih ngubek-ngubek tapi belum nimbang sama sekali," tambah Tohar.

Satu lagi faktor yang menyebabkan para pemulung merugi ialah sisa gas air mata yang masih mengendap di sekitar Bawaslu. Semalam, selama bentrokan terjadi, tak terhitung berapa kali polisi menembakkan gas air mata.

Sisa-sisa gas air mata masih tercium dan cukup mengganggu bahkan hingga Kamis siang. 

"Masih pekat banget, Bang, apalagi waktu kita nunduk ngumpulin sampah. Pedas banget masih di mata," kata Mario.

Baca juga: Pascarusuh 22 Mei, Sarinah Dipenuhi Sampah hingga Plang Rusak

Aksi unjuk rasa di kantor Bawaslu kemarin berujung ricuh. Sejumlah orang melempari aparat keamanan dengan berbagai benda seperti botol, petasan, bahkan bom molotov. Polisi kemudian melakukan serangan balasan dengan suar, gas air mata, dan meriam air.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Megapolitan
Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Megapolitan
Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Megapolitan
Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Megapolitan
Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Megapolitan
Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Megapolitan
Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Megapolitan
Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Megapolitan
Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Megapolitan
Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Megapolitan
Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com