JAKARTA, KOMPAS.com - Cerita pilu para pedagang di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, yang dagangannya ludes diamuk massa akibat kerusuhan 22 Mei lalu terdengar hingga telinga Presiden Joko Widodo.
Jumat (24/5/2019) kemarin, Jokowi mengundang Rajab dan Ismail, dua pedagang yang merugi akibat kerusuhan 22 Mei untuk bertemu di Istana.
Rajab adalah pedagang rokok dan minuman yang warungnya dijarah, sedangkan Ismail adalah pemilik warung mie instan yang sudah ludes terbakar.
Baca juga: Pemilik Warung Korban Penjarahan 22 Mei Tak Menyangka Bertemu Presiden Jokowi
Pengamatan Kompas.com, keduanya mendatangi Istana sekitar pukul 15.45. Sekitar lima menit kemudian, keduanya pun diterima Presiden Jokowi di Ruangan Jepara.
"Siap, Pak Presiden," Rajab menyapa pertama
Ia bersikap hormat ke arah Jokowi, kemudian menyalaminya.
Ismail yang berhadapan dengan Jokowi setelahnya menyapa, "Selamat sore, Pak," lalu bersalaman.
Presiden Jokowi bertanya bagaimana kronologis hancurnya barang dagangan oleh massa.
"Bukannya itu jauh ya dari massa?" tanya Jokowi.
Baca juga: Gubernur BI Bantah Ada Rush Money akibat Kerusuhan 22 Mei
Keduanya menjelaskan secara runut kronologis kejadiannya.
Pada intinya, barang dagangannya tiba-tiba diinstruksikan seorang oknum demonstrans untuk dibakar.
Pertemuan itu dilanjutkan secara tertutup. Selepas pertemuan, Rajab mengaku mendapat bantuan modal dari Jokowi.
Baca juga: Dagangan Dibakar Massa, Ismail dan Rajab Diundang ke Istana
"Presiden bantu berupa uang untuk modal lagi. Tapi nilainya kita belum tahu berapa ya," ujar Rajab.
Sementara itu, Ismail mengaku tak menyangka dirinya dapat diundang oleh seorang presiden.
Apalagi Jokowi diketahui kerap menikmati makanan di Restoran Garuda yang berada di belakang Pos Sub Sektor Polisi Sabang, tak jauh dari lokasi warungnya.
Baca juga: Cerita Rajab Kehabisan Modal karena Warung Dijarah dan Tabungan Rp 8 Juta Diambil Perusuh 22 Mei