Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Pedagang Korban Rusuh 22 Mei Berujung Undangan ke Istana

Kompas.com - 25/05/2019, 08:15 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cerita pilu para pedagang di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, yang dagangannya ludes diamuk massa akibat kerusuhan 22 Mei lalu terdengar hingga telinga Presiden Joko Widodo.

Jumat (24/5/2019) kemarin, Jokowi mengundang Rajab dan Ismail, dua pedagang yang merugi akibat kerusuhan 22 Mei untuk bertemu di Istana.

Rajab adalah pedagang rokok dan minuman yang warungnya dijarah, sedangkan Ismail adalah pemilik warung mie instan yang sudah ludes terbakar.

Baca juga: Pemilik Warung Korban Penjarahan 22 Mei Tak Menyangka Bertemu Presiden Jokowi

Pengamatan Kompas.com, keduanya mendatangi Istana sekitar pukul 15.45. Sekitar lima menit kemudian, keduanya pun diterima Presiden Jokowi di Ruangan Jepara.

"Siap, Pak Presiden," Rajab menyapa pertama

Ia bersikap hormat ke arah Jokowi, kemudian menyalaminya.

Baca juga: Pedagang Kopi Starling yang Untung 3 Kali Lipat Saat 22 Mei: Mending Dapat seperti Biasa daripada Ribut Begini...

Ismail yang berhadapan dengan Jokowi setelahnya menyapa, "Selamat sore, Pak," lalu bersalaman.

Presiden Jokowi bertanya bagaimana kronologis hancurnya barang dagangan oleh massa.

"Bukannya itu jauh ya dari massa?" tanya Jokowi.

Baca juga: Gubernur BI Bantah Ada Rush Money akibat Kerusuhan 22 Mei

Keduanya menjelaskan secara runut kronologis kejadiannya.

Pada intinya, barang dagangannya tiba-tiba diinstruksikan seorang oknum demonstrans untuk dibakar.

Pertemuan itu dilanjutkan secara tertutup. Selepas pertemuan, Rajab mengaku mendapat bantuan modal dari Jokowi.

Baca juga: Dagangan Dibakar Massa, Ismail dan Rajab Diundang ke Istana

"Presiden bantu berupa uang untuk modal lagi. Tapi nilainya kita belum tahu berapa ya," ujar Rajab.

Sementara itu, Ismail mengaku tak menyangka dirinya dapat diundang oleh seorang presiden.

Apalagi Jokowi diketahui kerap menikmati makanan di Restoran Garuda yang berada di belakang Pos Sub Sektor Polisi Sabang, tak jauh dari lokasi warungnya.

Baca juga: Cerita Rajab Kehabisan Modal karena Warung Dijarah dan Tabungan Rp 8 Juta Diambil Perusuh 22 Mei

"Sejak saya jualan tahun 1975 di Jakarta, baru sekarang ketemu Presiden. Sampai nangis, saking senengnya," kata Ismail, ditemui di puing sisa warungnya, di Jakarta, Jumat (24/5/2019) malam, seperti dikutip Antara.

Ia mengaku sangat senang bisa bertemu Presiden Jokowi, apalagi kemudian diberi santunan untuk mengganti kerugian usahanya.

"Dikasih (uang) buat santunan. Belum tahu jumlahnya berapa, belum saya hitung. Masih di sini," katanya, sembari menunjuk kantong celananya.

Baca juga: Cerita Usma soal Rokok Habis Dijarah Perusuh 22 Mei hingga Rugi Rp 20 Juta

Sejumlah warung di Jalan KH Wahid Hayim menjadi sasaran amukan massa saat kerusuhan pecah di perempatan Sarinah pada Rabu lalu.

Massa diketahui menjarah barang dagangan pedagang seperti rokok dan minuman ringan. sedangkan warung mie instan milik Ismail ludes terbakar akibat rembetan api dari Pos Polisi Sabang yang dibakar massa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com