Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Isu Pemukulan oleh Oknum Brimob hingga Korban Tewas Saat Kerusuhan 22 Mei

Kompas.com - 27/05/2019, 12:29 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seorang pria diseret dan dipukuli oleh sejumlah oknum anggota Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian RI beredar di media sosial Twitter, Facebook, dan aplikasi pesan WhatsApp pada Jumat (24/5/2019).

Dalam unggahan itu, dinarasikan bahwa korban dalam video merupakan seorang remaja belasan tahun yang tewas setelah kejadian pemukulan di halaman Masjid Al Huda, kawasan Kampung Bali, Jakarta Pusat.

Namun, pihak kepolisian mengklarifikasi informasi yang beredar di media sosial tersebut.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, salah satu pengguna media sosial Twitter mengunggah video yang menggambarkan situasi pemukulan pria oleh aparat kepolisian pada Jumat (24/5/2019).

Pemukulan itu diduga terjadi saat kerusuhan pada 22 Mei 2019. Masjid Al Huda terletak tak jauh dari Gedung Bawaslu yang menjadi lokasi awal demonstrasi. Menurut polisi, kerusuhan terjadi setelah massa yang melakukan demonstrasi membubarkan diri.

Dalam video berdurasi sekitar 45 detik ini, seorang anggota Brimob terlihat sedang menyeret seorang pria dan dibawa ke tempat parkiran.

Kemudian, beberapa anggota Brimob lainnya yang kebetulan tak jauh dari lokasi turut memukuli korban. Atas kejadian itu, pihak pengunggah menuliskan bahwa korban berusia 15 yang bernama Harun Rasyid tersebut meninggal dunia.

Hingga kini video itu masih bisa ditemukan di sejumlah media sosial.

Penelusuran Kompas.com:

Video yang menjadi viral itu kemudian menjadi polemik di media sosial. Ada yang mencoba memberi bantahan bahwa aksi pemukulan itu dilakukan oleh oknum Brimob Polri.

Sejumlah netizen yang memberikan pembelaan kemudian menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di Thailand.

Namun, berdasarkan penelusuran Kompas.com dengan layanan pemetaan digital Google Maps, lokasi yang ada di dalam video memang Masjid Al Huda.

Tak lama, pihak kepolisian kemudian membuka suara atas kejadian itu. Polri membenarkan terjadinya aksi kekerasan yang dilakukan oknum Brimob.

Akan tetapi, menurut polisi, korban pemukulan dalam video itu tidak tewas seperti yang dinarasikan di media sosial.

"Pada kenyataannya orang yang dalam video tersebut adalah pelaku perusuh yang sudah kami amankan atas nama A alias Andri Bibir," ujar Kepala Biro Pelayanan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Sabtu (25/5/2019).

Baca juga: Viral Video Pria Dipukuli Aparat, Begini Penjelasan Polri

Dedi menyampaikan, Andri bertugas sebagai penyuplai pecahan batu kepada para perusuh untuk dilempari ke arah polisi. Andri, menurut polisi, juga menyiapkan jerigen berisi air untuk mengurangi rasa perih dari gas air mata.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com