Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Pesawat Mahal, PO Bus di Terminal Pulogebang Dibanjiri Pemudik ke Sumatera

Kompas.com - 27/05/2019, 16:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan otobus (PO) di Terminal Pulogebang mencatat lonjakan jumlah penumpang yang hendak mudik ke Pulau Sumatera. Lonjakan tersebut lebih-lebih dialami bagi PO bus yang melayani perjalanan ke Sumatera Barat dan Riau.

Ditengarai, lonjakan jumlah pemudik ke Padang ini diakibatkan oleh mahalnya harga tiket pesawat terbang hingga saat ini.

Salah satu PO bus yang melayani perjalanan ke Sumatera, SAN, mencatat animo pemudik ke Padang menggunakan bus mereka telah terjadi sejak seminggu belakangan.

"Soalnya tiket pesawat masih tinggi, jadi penumpang mungkin beralihnya ke darat. Bus kami sudah full-seat lebih dari seminggu, berangkat kalau tiga bus itu sekitar 150-an penumpang sehari," ujar Sudarni, salah satu petugas PO SAN.

Baca juga: Harga Tiket Kereta Sama dengan Harga Tiket Pesawat, Ini Kata Kemenhub

Menanggapi fenomena ini, Sudarni menyebut bahwa perusahaannya berupaya untuk memanfaatkannya sebaik mungkin dengan tidak menaikkan harga tiket sejak jauh hari.

"Untuk harga tiket kami tidak ada kenaikan. Terutama yang ke Pekanbaru, tidak ada kenaikan sampai H-1 Lebaran (tanggal 4 Juni). Masih pakai harga reguler, yang eksekutif Rp 585.000, yang patas Rp 430.000," jelasnya.

Hal yang sama dialami PO NPM. Salah satu petugas PO NPM, Ardius menyebut kenaikan jumlah penumpang busnya cukup terasa, terlebih untuk tujuan Padang, Sumatera Barat.

"Ramai sekarang kalau tujuannya ke Padang. Dibandingin tahun lalu di hari-hari awal begini, ada kali lebih dari 25 persen (kenaikan jumlah penumpang)," ujar Ardius.

Sama dengan Sudarni, Ardius juga memperkirakan bahwa mahalnya harga tiket pesawat terbang jadi penyebab lonjakan pemudik bus ke Sumatera.

"Tiket pesawat lagi tinggi sekali ke Padang, jadi pada ke bus," imbuhnya.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Pemudik Pakai Bus di Bandung Diprediksi Meningkat

Ardius mengatakan bahwa pihaknya tetap memberlakukan kenaikan tarif perjalanan, namun dengan harga yang wajar. Kenaikan itu, menurutnya, tak menyurutkan niat pemudik ke Sumatera menggunakan bus.

"Tadinya harga Rp 400.000 jadi Rp 650.000 ke Padang. Itu sejak tanggal 25 Mei lalu, sampai 6 Juni. Tapi, ya naik wajar saja lah, buktinya kita bisa berangkatin kadang tiga, kadang empat (bus) dari Pulogebang," kata Ardius.

Hingga saat ini, harga tiket pesawat ke Padang dan Pekanbaru memang masih terbilang tinggi. Beberapa situs perjalanan mencatat, harga tiket pesawat terbang untuk pemberangkatan esok (28/5/2019) ke Padang dan Pekanbaru masih berkisar pada angka Rp 2,4 dan Rp 2,8 juta. Sementara itu, untuk pemberangkatan pada hari H Lebaran 2019 (5/6/2019), harga tiket pesawat terbang berkisar pada angka Rp 1,4 dan 1,3 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com