Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Rp 90 Juta karena Antar Go-Food meski Motor Dicuri, Anton Ingin Kuliahkan 4 Anaknya

Kompas.com - 28/05/2019, 06:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Anton Budi (39) masih tak percaya dengan nasibnya. Lima hari sejak kehilangan sepeda motor yang jadi tumpuannya mengojek akibat dicuri, kini Anton mendapatkan dana hasil donasi sekitar Rp 90,6 juta.

Itu belum ditambah hadiah satu sepeda motor yang diberikan perusahaan, Go-jek, sebagai apresiasi karena Anton kekeh mengantarkan pesanan makanan atau Go-Food kendati motornya hilang dicuri.

"Saya belum tahu sampai segitu. Soalnya kan saya gaptek, tahunya WhatsApp saja sama telepon. Saya enggak percaya sama sekali, apa benar? Sedangkan uang yang saya butuhkan enggak segitu. Macam mimpi di siang bolong. Saya cuma bisa berterima kasih banyak sama Mas Fitro," ujar Anton kepada wartawan, merujuk Fitro Dharma Hermawan, pemesan makanan saat motor Anton dicuri, Senin (27/5/2019).

Baca juga: Viral Ojek Online Tetap Antar Makanan meski Motor Hilang, Begini Ceritanya...

Fitro jugalah orang yang pertama kali menyebarkan kisah pilu Anton dan menggalang dana untuknya melalui platform donasi Kitabisa.com.

Saat motornya hilang, Anton hanya terpikir cara mengantarkan pesanan Fitro alih-alih mengurusi motornya yang raib.

"Karena di dalamnya ada minuman es, kalau terlalu lama nanti rasanya berubah. Lagi pula, dapur saya ngebul di Go-jek. Bagaimanapun saya harus komitmen dan tanggung jawab sama pekerjaan ini (ojek online) karena dari sini kehidupan buat nafkah anak dan istri, kontrakan, dan bayar utang," ujar Anton yang sehari-hari bekerja sebagai buruh kontrak di salah satu perusahaan makanan dan minuman nomor wahid di Indonesia.

Pekerjaan sebagai pengemudi ojek online memang sampingan bagi Anton. Ia mengaku, tanpa pekerjaan sampingan ini, ia tak sanggup cukup menafkahi istri dan anak-anaknya. Apalagi, keluarganya menyewa tiga kontrakan yang berbeda dan si sulung tengah bersiap masuk perguruan tinggi.

"Saya ngontrak di Sukapura (Cilincing, Jakarta Utara). Itu Rp 1 juta per bulan. Saya ada dua kontrakan. Satu untuk anak saya yang nomor satu dan dua, satu lagi buat istri saya dagang kelontong kecil-kecilan. Satu lagi baru untuk saya dan istri tidur, sama dua anak yang masih kecil," ungkapnya kepada Kompas.com ditemui di Kantor Operasional Go-Jek, Jakarta Selatan.

Baca juga: Tetap Antar Makanan walau Motor Hilang, Driver Ojek Online Dapat Donasi Rp 90 Juta dan Motor

Anton memang memiliki empat anak. Anak bungsunya baru berusia 20 bulan. Ia juga memiliki dua putri yang masih dusuk di bangku sekolah dasar. Si sulung tahun depan bakal berkutat dengan seleksi masuk perguruan tinggi.

Dana donasi untuk anak kuliah

Hal pertama yang terlintas di benak Anton saat mengetahui dirinya mendapatkan Rp 90 juta dari warganet yang simpati atas kisah inspiratifnya hanyalah nasib anak-anaknya.

Sebab, biaya pendidikan, terutama perguruan tinggi, belum sepenuhnya terjangkau bagi masyarakat dengan tingkat finansial seperti dirinya.

"Saya bercita-cita supaya bisa memberikan pendidikan setinggi-tinggnya untuk anak saya. Jangan sampai kayak orangtuanya, buruh," ujar pria kelahiran Wonosobo itu.

Dia berharap, uang puluhan juta yang ia terima seusai kecurian motor tersebut bakal berguna buat mewujudkan impiannya menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi, terutama si sulung yang tak lama lagi akan lulus dari bangku SMA.

"Uang ini, kalau saya pribadi untuk mudik itu nomor dua, walaupun besok duluan dipakai," katanya sambil tertawa.

"Tapi, yang utama buat anak-anak sekolah. Ya, walaupun sekarang semua biaya pendidikan ditanggung pemerintah, siapa yang bisa jamin anak-anak saya nanti bisa masuk (universitas) negeri semua? Belum tentu juga yang sulung ini bisa masuk negeri. Kalau enggak kan butuh uang lebih banyak lagi," Anton menjelaskan.

Tak heran, Anton manut sepenuhnya pada teknis pencairan dana secara bertahap dari Kitabisa.com sebagai platform yang menampung donasi baginya. Ia tak yakin, jika langsung cair begitu saja, dana yang awalnya direncanakan bagi pendidikan anak-anaknya bisa bertahan hingga impian itu terwujud.

"Takut enggak terkendali, Mas, kalau dikasih langsung semua. Mending bertahap. Sekarang saja sudah banyak yang nge-bel (menelepon), 'Woi, jangan lupa bagi-bagi'," kata Anton sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com