Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kebakaran Sepakat Kampung Bandan Ditata Ulang, tetapi...

Kompas.com - 28/05/2019, 06:59 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 05 Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, Muhammad Darta mengatakan, warga sepakat jika Pemprov DKI akan melakukan penaataan permukiman mereka.

Namun, harus sesuai dengan keinginan warga.

Menurut Darta, ada dua keinginan warga terkait penataan kembali kampunya yang terbakar Sabtu (11/5/2019) lalu.

"Pertama warga minta dibangun selter, kedua jangan ada hunian di sekitar saluran air," jelas Darta ditemui Kompas.com, Senin (27/5/2019).

Darta melanjutkan, warga ingin selter dibangun di sekitar Jalan Mangga Dua Raya menuju ke Stasiun Kampung Bandan.

"Itu di sekitar situ ada bangunan liar untuk usaha, dihabiskan saja dan lahannya dibebaskan untuk pembangunan selter," lanjutnya.

Baca juga: Korban Kebakaran Kampung Bandan Mulai Bangun Rumah Sendiri

Sedangkan untuk saluran air, ia berharap agar pemerintah bisa menghimbau untuk warga agar tak membangun rumah di atas saluran air.

"Karena sebelum kebakaran di atas saluran air juga dibangun rumah, jadi warga ingin disitu tak ada lagi rumah supaya menghindari banjir," papar Darta.

Terkait dengan konsep penataan lainnya seperti menggantikan bangunan rumah dengan bangunan lain, Darta mengaku warga tidak menyetujuinya.

"Warga inginnya membangun (rumah) kembali sesuai kemampuan masing-masing," katanya.

Menurut Darta alasan warga menolak penataan dengan membangun rumah baru sesuai konsep pemerintah karena 70 persen warga yang rumahnya terbakar sudah memiliki Pajak Bumi dan Bangunan sendiri.

"Sedangkan 30 persen sisanya mendirikan rumah di atas lahan milik PT Wira Karsa yang berada dibawah Grand Boutique. Tahun 1994 lahan itu sudah dibebaskan, namun karena tak juga dipakai akhirnya warga mendirikan bangunan di situ," ungkapnya.

Jika hendak melakukan penataan sesuai rancangan pemerintah, Darta melanjutkan, warga ingin mendapatkan kompensasi pembebasan lahan terlebih dahulu.

"Kalau pemerintah menggusur dan melakukan penataan ulang, ya lahan warga dibebaskan dulu. Kalau sudah dibebaskan baru warga akan pindah," ungkap dia.

Darta menerangkan, meski warga membangun ulang rumahnya masing-masing dan tata kampung tidak akan berubah seperti sebelum kebakaran, namun potensi kebakaran akan berkurang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com