Terjepit online shop
Andi membandingkan hasil penjualannya dengan adiknya yang berjualan busana muslim lewat internet.
Ia menaksir, pembeli merasa lebih praktis apabila membeli pakaian di online shop karena tak perlu mengeluarkan tenaga.
"Yang jualan online adik saya. Ya, dia sih, merasakan itu (keuntungan)," ucap Andi.
"Mungkin memang sekarang orang larinya ke online karena malas ke sini lagi. Harga sih kita yakin (bersaing). Coba lihat di sini kan murah-murah juga. Kalau di online lebih murah, ya sah-sah saja tapi kan mereka (pembeli) enggak bisa lihat bahan," papar Andi.
Wahyu, pedagang pakaian di lantai dasar Pasar Tanah Abang Blok G, menyampaikan pendapat senada.
Baca juga: Omzet Pedagang Tanah Abang Meroket Usai Aksi 22 Mei
Kendati demikian, dia tak merasa omzetnya turun drastis, meski mengakui bahwa animo pembeli sedikit turun pada tahun ini.
"Kalau dibandingin sama tahun kemarin, ya masih bagus tahun kemarin," kata Wahyu kepada.
Menurut dia, penjualan lebih banyak melalui online dibandingkan di pasar. Wahyu pun memiliki toko online.
"Saya kan jualan lewat online juga. Dapat banyaknya malah lewat online, bukan yang di sini (kios). Dagangannya sih sama padahal," kata dia.
Baca juga: Pasar Tanah Abang Kembali Menggeliat Setelah Tutup karena Rusuh 22 Mei
Pantauan Kompas.com pada Selasa siang, jumlah pembeli masih terbilang banyak. Mereka tersebar di beberapa gedung pasar, trotoar, dan jembatan penyeberangan multiguna (skybridge).
Kebanyakan dari mereka merupakan perempuan segala usia. Bahkan, pembeli yang berbelanja di sekitar Tanah Abang meluber hingga ke tepi badan jalan.
Mereka yang rata-rata membawa pulang beberapa kantong plastik berisi penuh belanjaan juga kerap duduk melingkar beristirahat di skybridge dan Stasiun Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.