Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pedagang Tanah Abang: Penjualan Lebih Sepi hingga Persaingan dengan Toko Online

Kompas.com - 28/05/2019, 18:42 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Terjepit online shop

Andi membandingkan hasil penjualannya dengan adiknya yang berjualan busana muslim lewat internet.

Ia menaksir, pembeli merasa lebih praktis apabila membeli pakaian di online shop karena tak perlu mengeluarkan tenaga.

"Yang jualan online adik saya. Ya, dia sih, merasakan itu (keuntungan)," ucap Andi.

"Mungkin memang sekarang orang larinya ke online karena malas ke sini lagi. Harga sih kita yakin (bersaing). Coba lihat di sini kan murah-murah juga. Kalau di online lebih murah, ya sah-sah saja tapi kan mereka (pembeli) enggak bisa lihat bahan," papar Andi. 

Wahyu, pedagang pakaian di lantai dasar Pasar Tanah Abang Blok G, menyampaikan pendapat senada.

Baca juga: Omzet Pedagang Tanah Abang Meroket Usai Aksi 22 Mei

Kendati demikian, dia tak merasa omzetnya turun drastis, meski mengakui bahwa animo pembeli sedikit turun pada tahun ini.

"Kalau dibandingin sama tahun kemarin, ya masih bagus tahun kemarin," kata Wahyu kepada.

Menurut dia, penjualan lebih banyak melalui online dibandingkan di pasar. Wahyu pun memiliki toko online.

"Saya kan jualan lewat online juga. Dapat banyaknya malah lewat online, bukan yang di sini (kios). Dagangannya sih sama padahal," kata dia.

Baca juga: Pasar Tanah Abang Kembali Menggeliat Setelah Tutup karena Rusuh 22 Mei

Pantauan Kompas.com pada Selasa siang, jumlah pembeli masih terbilang banyak. Mereka tersebar di beberapa gedung pasar, trotoar, dan jembatan penyeberangan multiguna (skybridge).

Kebanyakan dari mereka merupakan perempuan segala usia. Bahkan, pembeli yang berbelanja di sekitar Tanah Abang meluber hingga ke tepi badan jalan.

Mereka yang rata-rata membawa pulang beberapa kantong plastik berisi penuh belanjaan juga kerap duduk melingkar beristirahat di skybridge dan Stasiun Tanah Abang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com