Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara: Slipi Macet Sudah Langganan, tetapi Akhir-akhir Ini Lebih Parah

Kompas.com - 28/05/2019, 20:14 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengendara mengeluhkan kemacetan di sekitar wilayah Slipi, Jakarta Barat pada Selasa (28/5/2019) sore.

Menurut sejumlah pengendara, kemacetan yang terjadi di kawasan Slipi ini tak seperti biasanya. Salah satu pengendara yang mengeluhkan hal itu ialah Samsidar.

Pria paruh baya yang sore ini ditemui Kompas.com tengah terjebak di tengah kemacetan Jalan Raya Penjompongan mengatakan bahwa kemacetan di sekitar Slipi akhir-akhir ini terasa melelahkan.

"Kerasanya parah, jadi seperti lelah sekali. Enggak tahu memang macetnya lebih panjang daripada biasa atau bagaimana. Mungkin biasa saja, cuma kok saya merasanya enggak kayak biasa. Bisa jadi efek lapar, pengin cepat-cepat sampai biar bisa buka di rumah," kata Samsidar.

Baca juga: Alasan Anda Dilarang Buka Jendela Saat Macet Mudik Nanti

Pengendara lain, Wicak, punya pendapat senada. Menurut dia, beberapa hari belakangan wilayah ini kerap dilanda kemacetan yang terasa lebih padat ketimbang biasa.

"Macet sih sudah langganan, ya Slipi. Jakarta mana yang enggak macet. Cuma memang akhir-akhir ini rada parah di sini. Apalagi kalau ketelatan kayak sekarang pulangnya, pasti kena," ujar Wicak ditemui di flyover Jalan Jatibaru Raya arah Slipi.

Namun, pengendara lain bernama Yohanes menampik hal itu.

Dia justru merasa kemacetan berkurang dibandingkan beberapa hari lalu ketika sejumlah ruas jalan di Ibu Kota ditutup untuk mengantisipasi kericuhan pada 21-22 Mei 2019.

"Enggak, ah. Biasa ini. Coba bandingin sama hari apa tuh yang jalanan ditutup-tutupin. Wih, sini macet parah, Tanah Abang macet parah juga. Ini malah redaan kalau perbandingannya sama pas jalan pada ditutup," kata Yohanes di Jalan Raya Penjompongan.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Metro Jakarta Barat AKBP Ganet Sukoco menyebut bahwa kemacetan panjang yang terjadi di wilayah Slipi, Jakarta Barat dan sekitarnya pada Selasa (28/5/2019) sore ini diakibatkan penumpukan kendaraan semata.

Dia menilai, kemacetan ini lumrah terjadi pada jam pulang kerja, terlebih selama bulan Ramadhan.

"Karena penumpukan volume kendaraan saja, enggak ada masalah atau gangguan. Itu seperti biasa kalau sore belakangan ini. Orang-orang pulang kerja ingin cepat-cepat sampai rumah," ujar Ganet saat dihubungi lewat sambungan telepon, Selasa sore.

Baca juga: PKL Caplok Trotoar, Jalan di Depan Pasar Tanah Abang Macet Parah

Ganet juga mengatakan bahwa titik penumpukan kendaraan paling parah berada di sekitar Gerbang Tol Penjompongan. Di sini, kata dia, kemacetan panjang bermula.

"Macet di Slipi hambatannya di Gerbang Tol Penjompongan. Di sana kan ada yang dari GBK, banyak di situ mobil yang langsung potong," kata Ganet.

"Macetnya jadi mengekor sampai lampu merah Slipi perempatan. Bahkan sampai ke Polda di Semanggi itu kemacetannya," ucap dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kemacetan imbas penumpukan kendaraan di Gerbang Tol Penjompongan juga terjadi hingga ke arah Stasiun Karet.

Di Jalan Raya Penjompongan, arus lalu lintas pun tersendat hingga pukul 18.30 WIB. Sepeda motor hanya bisa melaju dengan kecepatan sekitar 5 km/jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com