Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kematian Harun Rasyid yang Tertembak pada Kerusuhan 22 Mei

Kompas.com - 31/05/2019, 08:14 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa kerusuhan 22 Mei yang pecah di beberapa titik di Jakarta menyisakan sejumlah misteri. Salah satunya adalah kematian seorang remaja bernama Harun Rasyid (15).

Nama Harun awalnya santer terdengar seiring dengan viralnya video sejumlah aparat berseragam yang tengah memukuli seseorang di sebuah tanah lapang.

Narasi yang beredar, sosok yang dipukuli tersebut adalah Harun. Namun, hal itu dibantah oleh Karopenmas Mabes Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.

"Pada kenyataannya orang yang dalam video tersebut adalah pelaku perusuh yang sudah kami amankan atas nama A alias Andri Bibir," kata Dedi kepada wartawan, Sabtu (25/5/2019).

Baca juga: Pria dalam Video Viral Dipukuli Polisi Bukan Harun Rasyid...

Harun berada di Slipi saat kerusuhan

Teman Harun, Angga (14), juga memastikan, pria yang dipukuli dalam video tersebut bukan Harun. Angga mengatakan, Harun tewas karena saat itu berada di jembatan Slipi Jaya yang juga menjadi lokasi kerusuhan pada Rabu (22/5/2019) malam.

Angga mengatakan, cerita bermula ketika Harun mengajak Angga menonton kerusuhan yang sedang pecah di jembatan Slipi Jaya.

Harun yang bersama Angga menyambangi lokasi kerusuhan terkena gas air mata dari pihak kepolisian. Angga mengajak Harun pergi ke rumahnya untuk mengobati luka pada paha Harun.

Lalu, ketika malam tiba, Angga meminta Harun untuk pulang ke rumah. Namun, Harun menolak dan mengajak Angga untuk kembali melihat kerusuhan di Slipi.

Kemudian sekitar pukul 22.00, Harun dan Angga terpisah di dalam kerusuhan itu. Angga sudah mencari Harun, tetapi tidak ketemu. Sampai akhirnya Angga menerima kabar pada Kamis (23/5/2019) pagi bahwa Harun telah meninggal dunia.

Sementara itu, ayah Harun, Didin Wahyudi, mengatakan, anaknya memang tak pulang pada 22 Mei malam. Sampai akhirnya Didin mendapat kabar Harun sudah berada di RS Dharmais, Slipi, Jakarta Barat.

Kepala RS Polri Brigjen Pol Musyafak (tengah) di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (13/12/2018)KOMPAS.com/Ryana Aryadita Kepala RS Polri Brigjen Pol Musyafak (tengah) di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (13/12/2018)

Terkena luka tembak

Jenazah Harun kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi. Kepala RS Polri Kramatjari Brigjen (Pol) dr Musyafak mengatakan, Harun tewas akibat luka tembak.

"Sudah, hasil otopsinya luka tembak. Luka tembak dari lengan kiri atas, ya dari lengan kiri menembus ke dada," kata Musyafak kepada Kompas.com, Kamis (30/5/2019).

Baca juga: Hasil Autopsi Keluar, Harun Rasyid Tewas akibat Luka Tembak

Musyafak tidak bisa memastikan apakah peluru yang melukai tubuh Harun adalah peluru karet atau peluru tajam. Menurut dia, hal itu merupakan wewenang Puslabfor Polri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com