JAKARTA, KOMPAS.com - Anak berumur 7 tahun itu akrab disapa “Apin”. Layaknya anak-anak lain, bocah yang satu ini menyimpan rasa ingin tahu yang besar dalam dirinya.
Saat ditemui Kompas.com di Universitas Indonesia, Depok, Jumat (31/5/2019), Apin mengajak Kompas.com jalan-jalan untuk mengamati aneka pohon di taman dan meneliti biji-bijian berbentuk aneh yang bertebaran di tanah.
Rasa ingin tahu semacam itu pula yang mendorong Apin beberapa bulan lalu menyaksikan video di YouTube soal bahaya sampah sedotan plastik.
Ia kemudian terus menjelajahi jagat YouTube dan menemukan berbagai video tentang satwa-satwa laut yang tersiksa dan mati karena sampah plastik.
Baca juga: Malaysia Mulai Kirim 3.000 Ton Limbah Plastik Kembali ke Negara Asal
Melihat itu, Apin tak sanggup membendung air mata.
“Mama, pernahkah dalam hidup Mama, sekali saja, mengeluarkan 1 butir air mata, 1 butir saja, waktu melihat laut hancur karena sampah plastik?” ucap sang bunda, Ester Indahyani Jusuf (48), menirukan pertanyaan putra bungsunya sekira awal Mei 2019.
Sejak momen itu, persoalan sedotan plastik menjadi keresahan tersendiri dalam benak Apin.
Bayangan soal ikan-ikan yang tewas akibat keliru memangsa sampah plastik bergentayangan di kepalanya.
“Hiiii, kasihan kan,” kata Apin sembari menyodorkan kepada Kompas.com video bangkai paus sperma di Wakatobi dengan 5,9 kilogram sampah plastik di perutnya.
“Burung juga bisa salah makan (sampah plastik), tahu? Mending pakai plastik yang dari singkong, dia bisa lapuk,” katanya lagi, merujuk temuan bioplastik berbahan serat singkong yang jadi perbincangan beberapa tahun lalu; suatu wawasan yang mungkin selangkah di depan anak-anak seusianya.
Dari sekian banyak jenis sampah plastik yang membunuh satwa-satwa laut, Apin menjatuhkan pilihan pada sedotan.
Menurut dia, sedotan plastik merupakan benda remeh-temeh yang dipakai, kemudian dibuang secara tidak sadar oleh pemakainya.
“Soalnya banyakan yang pakai sedotan di restoran-restoran (daripada kantong plastik),” kata Apin polos soal alasannya pilih mengampanyekan perlawanan terhadap sedotan plastik.
Baca juga: Jelang Lebaran, KLHK Ingatkan Pemudik soal Sampah Plastik dan Makanan
Tanpa dorongan dari mana-mana, Apin pun tergerak buat menggalakkan kampanye lawan sedotan plastik.
Dia masa bodoh dengan usianya yang baru akan menginjak kelas 2 SD per Juli 2019 nanti.