Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH Jakarta Sebut Sejumlah Orang yang Ditangkap Terkait 22 Mei Mengaku Dipukuli Polisi

Kompas.com - 02/06/2019, 20:01 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang yang ditangkap polisi pascakerusuhan 22 Mei di Jakarta, mengaku dipukuli. Pengakuan itu disampaikan pada keluarga. 

Hal ini terungkap setelah keluarga mereka melapor ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

"Satu orang anak itu mengalami penyiksaan. R yang berumur 17 tahun ditemui dua orangtuanya di Panti Sosial Cipayung, kondisi kepala bocor, ada lebam, ada lecet memar. Dan kemudian mengeluh bahwa dia dipukuli," kata advokat LBH Jakarta Nelson Nikodemus Simamora dalam konferensi pers di kantor Kontras, Jakarta, Minggu (2/6/2019).

Baca juga: Ditemukan Busur Panah Beracun yang Berbahaya dari Massa Kerusuhan 22 Mei

Selain R, ada enam orang lainnya yang diadukan pihak keluarga ke Kontras serta LBH Jakarta. ID, salah seorang pengemudi ojek online, juga mengaku mengalami penyiksaan.

Pada 22 Mei 2019, setelah mengantarkan penumpangnya ke daerah Puri Indah Raya, ID melihat-lihat peristiwa kerusuhan di fly over Slipi.

Kurang lebih pukul 16.00 WIB, sore hari, ada tembakan gas air mata yang membuat dirinya lari tunggang-langgang dari kerumunan. Tetapi, ia dan beberapa orang tidak berhasil melarikan diri sebab masuk gang buntu, dan kemudian ditangkap Polisi.

27 Mei, ID baru bisa ditemui. Saat ditemui, mukanya tampak lebam-lebam, pipi kiri dan kanan bonyok, di keningnya terdapat luka yang menganga. ID mengaku, dirinya disiksa.

Penyiksaan terjadi sebanyak dua kali, pertama dilakukan saat penangkapan yang diduga dilakukan dari kesatuan Brimob, kedua saat di-BAP, dirinya diduga dipukul dengan penggaris.

"Selain itu, ia juga diduga diancam dipukul pakai palu jika tidak mengaku," kata Andi dari Kontras.

Selain itu ada juga AF, yang ditangkap pada 22 Mei 2019. Kepada keluarga, AF mengaku dipulangkan lebih cepat oleh perusahannya sore itu.

Sejak awal ia sudah mengetahui bahwa telah terjadi kerusuhan, untuk jaga-jaga, ia mengolesi sekitar matanya dengan odol. Ketika perjalanan pulang, motornya mogok di sekitar Slipi.

Saat membetulkan motornya, terlihat ada kerumunan dan tampak ada aparat yang sedang melakukan sweeping. AF pun melarikan diri ke salah satu gedung yang berada di sekitarnya.

Satpam yang berjaga di malam hari menelpon Polisi dan mengadukan ada satu orang yang bersembunyi di gedungnya. Mengetahui hal itu, Polisi datang dan menangkap AF. 

Pihak keluarga baru mengetahui bahwa AF ditangkap dan berada di Polres Jakarta Barat dari teman-temannya. Namun AF baru dapat ditemui pada Senin 27 Mei 2019. Selama 10 menit pertemuan dengan keluarga, AF mengaku sudah di-BAP, padahal dirinya meminta didampingi kuasa hukum.

Baca juga: Kontras Terima 7 Aduan Penangkapan Saat Kerusuhan 22 Mei

Selain itu, ia mengaku bahwa dirinya disiksa saat diperiksa untuk di-BAP. Penyiksaan dengan cara dipukul hingga kepalanya sedikit bocor, hal itu dilakukan guna mengejar pengakuannya.

Padahal dirinya bukan bagian dari demonstran. Hingga kini, keluarga belum mendapatkan surat penangkapan dan surat penahanan dari Polres Jakarta Barat.

Tindakan penganiayaan hingga luka-luka selama dalam penguasaan Kepolisian ini dinilai sebagai pelanggaran atas Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia sebagaimana telah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-Undan Nomor 5 Tahun 1998.

Kompas TV Rembug Nasional Aktivis 98 melaporkan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto ke Bareskrim Polri. Prabowo dituding berada di balik kericuhan 21 hingga 22 Mei 2019. Selain Prabowo, ada sejumlah nama lainnya yang juga dilaporkan, seperti Titiek Soeharto, Amien Rais, Kivlan Zen, Fadli Zon, dan Neno Warisman. Untuk memperkuat laporannya, pelapor menyertakan sejumlah barang bukti seperti tautan YouTube dan pernyataan terlapor di media sosial. #Aksi22Mei #PrabowoDilaporkan #Kericuhan22Mei

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com