JAKARTA, KOMPAS.com - Wisatawan memadati sejumlah tempat wisata di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (8/6/2019), salah satunya Museum Fatahillah.
Kepala Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kota Tua Norviadi Setio Husodo menyampaikan, Museum Fatahillah menjadi favorit pengunjung selama libur Lebaran ini.
"Untuk di kawasan Kota Tua, Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah masih menjadi favorit kunjungan wisatawan setelah itu Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Mandiri, dan Museum Bank Indonesia," kata Novriadi, Sabtu.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pukul 13.00, warga yang masuk ke museum rata-rata melihat-lihat lukisan dan ornamen lainya yang menggambarkan sejarah Kota Jakarta.
Baca juga: Meski Gerimis, Warga Antusias Nobar Closing Ceremony Asian Games di Museum Fatahillah
Salah satu pengunjung yang ditemui Kompas.com, Fahrul (16), mengaku dua kali mengunjungi Museum Fatahillah.
Kali kedua ini, ia datang bersama lima orang temannya. Fahrul tengah melihat lantai dua museum.
"Sudah dua kali ke sini. Di sini enak bisa liat lukisan bisa sekalian foto-foto," ujar warga Petamburan itu.
Fahrul datang bersama teman sekolahnya dan berniat menghabiskan libur sekolah dengan mengunjungi Kota Tua.
Menurut dia, tiket masuk museum terjangkau. "Di sini masuknya murah, cuma bayar tiket 5.000," ucap Fahrul.
Lain hal dengan Gofur (40). Dia berserta istri dan dua orang anaknya mengaku baru pertama kali mengunjungi Museum Fatahillah.
"Kalau ke Kota Tua-nya sih beberapa kali pernah, tetapi kalau masuk ke museum baru kali ini," ucap dia.
Gofur mengaku puas berkunjung ke lokasi ini. Di samping terjangkau, dia beserta keluarga terlihat menikmati teatrikal yang disajikan pihak pengelola di lapangan tengah museum.
"Yah lumayan juga buat hiburan. Tadi ada drama ya sempat melihat juga. Kayak jaman penjajahan Belanda. Sekalian anak-anak juga belaja sejarah," kata dia.
Baca juga: Hujan, Warga Berlarian di Lokasi Nobar Penutupan Asian Games di Museum Fatahillah
Juita (20), mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, mengeluhkan suasana di dalam museum.
Dia mengatakan, di dalam museum panas sehingga dia merasa kegerahan.