Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

H+3 Lebaran, Jumlah Pemudik di Stasiun Pasar Senen Belum Kunjung Berkurang

Kompas.com - 08/06/2019, 18:16 WIB
Vitorio Mantalean,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pemudik yang berangkat ke kampung halaman menggunakan kereta api dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, belum menunjukkan tanda-tanda penurunan hingga H+3 Lebaran, Sabtu (8/6/2019).

Berdasarkan data yang dirilis PT KAI Daop 1 per Sabtu sore, jumlah pemudik yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen hari ini mencapai 26.187 penumpang.

Sebagai perbandingan, jumlah ini masih lebih tinggi ketimbang jumlah pemudik yang berangkat pada H-4 Lebaran sebanyak 26.126 penumpang.

Baca juga: H+2 Lebaran, Ribuan Pemudik Berangkat dari Kampung Rambutan

Executive Vice President PT KAI Daop 1 Dadan Rusdiansyah menilai wajar hal ini. Keadaan ini, menurutnya, juga terjadi pada tahun lalu.

"Saya kira sama seperti tahun lalu, trennya masih panjang. Tahun lalu juga masih sama 1 minggu setelah Lebaran masih banyak yang berangkat dari Jakarta," ujar Dadan, kepada wartawan di Stasiun Pasar Senen, Sabtu sore.

"Sejauh ini pantauan sampai H+2 normal, ya. Angka masih sesuai prediksi semula," imbuh dia.

Dia menyebut, kebanyakan pemudik bertujuan ke sejumlah kota besar di Jawa. Jogjakarta Surabaya, dan Malang jadi tiga kota yang jumlah penumpangnya masih tinggi.

"Kita tunggu sampai satu minggu ke depan apakah angkanya tetap, naik, atau turun, karena kita melaksanakan posko angkutan lebaran sampai H+10," ujar Dadan.

Seorang pemudik, Sutrisno (65), mengaku bahwa ia dan istrinya tak kebagian tiket perjalanan pada hari-hari sebelum Idul Fitri, sehingga baru dapat melaksanakan mudik pada hari ini.

"Saya enggak kebagian tiket, padahal sudah cari tiket sejak satu bulan lalu. Kalau tahun kemarin, saya masih dapat sebelum Idul Fitri. Tahun ini kehabisan," ujar Sutrisno, yang akan menumpang KA Majapahit ke Malang, Jawa Timur.

Dia menduga, ludesnya tiket kereta api sejak hitungan bulan diakibatkan oleh mahalnya tiket pesawat terbang.

"Mungkin tiket pesawat karena sedang mahal, jadi beralih ke kereta api. Mungkin begitu. Karena tahun lalu tiket kereta masih sisa agak banyak," imbuh dia.

Senada dengan Sutrisno, Evi (52) menyatakan, ia baru sempat mudik pada hari ini karena alasan tiket perjalanan juga.

Evi memilih mudik ke rumah mertuanya di Lampung, baru kemudian mudik ke rumah orangtuanya di Malang.

Baca juga: Pemudik yang Balik ke Jakarta, Hindari Jalur Ajibarang-Bumiayu

"Waktu itu sebelum Lebaran saya cek tiket enggak ada, saya lupa kapan. Jadinya saya ke Lampung dulu, baru sekarang ke Malang ke rumah orangtua. Kalau tahun lalu enggak begitu, kebalikannya malah," ujar Evi.

Masih tingginya jumlah pemberangkatan dari Stasiun Pasar Senen membuat stasiun ini padat penumpang.

Sebab, dalam tiga hari belakangan, stasiun ini juga kedatangan 66.606 penumpang dari kota-kota lain di Pulau Jawa.

Per Sabtu (8/6/2019) saja, stasiun ini kedatangan 23.202 pemudik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com