Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Kerak Telor di PRJ, Berlimpah Order hingga Bosan Lihat Telur

Kompas.com - 09/06/2019, 06:52 WIB
Vitorio Mantalean,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Rifadli mengaku bahwa lapaknya yang paling laris di antara yang lain.

“Soalnya ape, kita di depan. Orang datang ngeliat cuma kita doang sendiri, (pedagang kerak telor) yang lain kan pada di dalem, jejeran,” katanya.

“Jadi orang masuk-masuk langsung liat kerak telor, tau sendiri kan orang kalau ingat mau ke PRJ, ingatnya mau nyari kerak telor. Sudah pasti dah itu,” Rifadli terus berceloteh.

Selama delapan belas hari berdagang di PRJ, ditambah pengalamannya empat kali ambil bagian dalam gelaran tahunan ini, dia mengaku bahwa baru tahun ini menerima banyak pelanggan yang notabene warga luar Jakarta.

Momen Lebaran yang datang persis di tengah-tengah gelaran PRJ ditengarai jadi sebabnya.

Warga luar Jakarta inilah yang menurutnya menyumbang paling banyak nominal rupiah ketimbang warga Jakarta. Pasalnya, kerak telor boleh jadi tak pernah ditemui di tempat asal mereka.

“Ini kali banyakan orang daerah, buset norak bener ke mari kayaknya pengen makan kerak telor doang. Nanya mulu, bumbunya apa, segala macam, waaah. Mereka kan pada ramai-ramai, habis pesan satu bungkus, balik lagi buat ngebungkus dua, ngebungkus tiga,” cerita Rifadli yang bekerja sebagai juru dekorasi apabila tidak berdagang kerak telor.

Baca juga: Jumat Sore, Pengunjung Mulai Padati PRJ

Pantas jika Rifadli menjadikan PRJ sebagai kesempatan emas meraup pulung. Namun, Alfian justru menganggapnya sekadar menambah uang jajan. Ia sendiri bekerja di salah satu pusat perbelanjaan elektronik ternama di Jakarta sebagai tenaga servis komputer.

“Kalau saya Alhamdulillah digaji. Saya kan servis komputer, jadi habis servis juga dapat tip lagi dari customer, paling sedikit Rp 20.000. Sekarang kan toko lagi tutup, sambilan saja ini hitung-hitung tambah-tambah,” ujar Alfian.

Alfian akhirnya bertukar kursi dengan Rifadli. Titik-titik peluh tampak menghiasi wajahnya. Ia menyekanya berulang kali, kemudian berdiam diri sejenak.

Sementara itu, Rifadli mengenakan kemeja kotak-kotak sebagai pakaian luar. Lengannya ia gulung beberapa kali. Lalu, ia menyematkan kopiah putih di kepalanya.

“Ini khasnya tukang kerak telor, Bang,” ujar Rifadli menunjuk kopiah yang bercokol di kepalanya. “Kalau dia mah, apa, mana ada tukang kerak telor pakai topi,” selorohnya diarahkan pada Alfian yang masih muda.

“Kalau saya enggak boleh sama bos pakai (baju) tangan pendek. Kena penggorengan, nih, nih,” kata Rifadli menunjukkan sejumlah garis hitam di lengannya bekas terkena wajan yang panas.

Bosan lihat telur

Meski sambil menyelesaikan pesanan kerak telor, mulut Rifadli terus mengoceh menyambut pertanyaan Kompas.com yang sebetulnya diarahkan pada Alfian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com