Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Kerak Telor di PRJ, Berlimpah Order hingga Bosan Lihat Telur

Kompas.com - 09/06/2019, 06:52 WIB
Vitorio Mantalean,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Hanya di PRJ, menurut Rifadli, mereka berdagang seharian selama rentang waktu satu bulan. Wajar bila pendapatan mereka berlipat ganda, dan hal itu mereka dapatkan bukan tanpa tantangan.

“Kalau di bazar lain mah kagak begini. Paling cuma berapa jam, sudah. Di PRJ kan kita dari jam 11 sampe jam 11 lagi, tapi tahu-tahu sudah gelap. Mana ada waktu buat istirahat. Sampai rumah, ngerokok sebatang. Bangun jam 10, langsung berangkat, ngipas lagi, sampai bosan lihat telur. Boro-boro mau makan (kerak telor),” kata Rifadli.

Alfian mengamini.

“Pernah paling malam kita sampai jam 12 malam, Bang,” ujarnya singkat.

Tantangan yang paling mendasar ialah mengingat-ingat pesanan para pembeli sambil menjaga fokus mengipasi tungku agar kerak telor tidak gosong. Jika pesanan terlampau banyak dan kondisi tidak mendukung, keadaan bisa berubah gawat.

“Waktu Kamis siang tuh kalau enggak salah, kan sempat hujan. Pembeli ngerubung semua di sini, mesennya banyak banget. Hujan lagi jadi Mas Poy ini lagi sibuk siapin terpal biar enggak nyiprat ke sini. Enggak ada yang bantu ngingetin. Akhirnya, ada satu orang (pesanannya) enggak kebikin. Marah dia, ditinggal kita,” Alfian berkisah.

“Kalau hari ini, aman,” imbuhnya.

Rifadli lantas membayangkan hari ketika gelaran PRJ ini usai. Kendati meraup banyak untung, ia mengaku lelah menjalani rutinitas ini.

“Nanti habis PRJ kami pre dulu, ke Sukabumi. Kami refreshing dulu. Habis itu ada bazar di Monas tiga hari,” katanya sambil tertawa.

“Capek, dikata begini kagak capek? Besok Minggu mau libur dulu juga, ah,” tambahnya.

Mereka berdua kemudian makin sibuk meladeni pembeli yang kian bertambah selepas pukul 20.00 WIB. Tak ada kesempatan buat melontarkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan kepada mereka.

Alfian tampak agak keteteran menyiapkan bungkus kerak telor dan kursi-kursi bagi pembeli yang hendak makan di tempat, sedangkan Rifadli yang sejak tadi terus mengoceh kini duduk tenang di depan tungku.

Dia diam selama kurang lebih tiga puluh menit, menjaga fokus menyelesaikan pesanan yang terus berdatangan. Setengah jam berselang, saat pembeli mulai berkurang, Alfian tiba-tiba berseru lantang.

“Aduh, berdiri dulu, ah! Tangan panas, muka panas, pinggang juga panas!”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com