JAKARTA, KOMPAS.com - Pada akhir libur Lebaran 2019, diprediksi baru separuh penduduk Jakarta yang datang. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai di hari pertama kerja, Senin (10/6/2019), Ibu Kota masih sepi.
"Kalau catatan sampai tadi malam baru sekitar 50 persen, catatan kendaraan pribadi yang kembali ke Ibu Kota. Itu catatan Dinas Perhubungan," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin pagi.
Sementara menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Dhany Sukma, dari 7,8 juta pemudik, baru 4,3 juta yang masuk.
Baca juga: Pendatang Baru di DKI Jakarta Bisa Lapor ke Kelurahan
"Itu pantauan sampai dengan tadi pagi. Nanti selisihnya (yang pergi dan yang pulang) dipantau sana," ujar Dhany.
Dhany mengatakan, pihaknya akan terus memantau pergerakan warga. Jumlah pendatang nantinya akan bisa diketahui dari selisih warga yang pergi dengan yang pulang.
"Pendataan untuk pendatang selesai setelah arus balik H+7," kata Dhany.
Dari Jawa Tengah
Dhany menyebut Jawa Tengah sebagai provinsi yang menyumbang pendatang terbanyak ke Jakarta.
"Jawa Tengah paling banyak masuk, kedua Jawa Barat," kata Dhany.
Baca juga: Usai Lebaran, DKI Data Pendatang dari Tanggal 14 hingga 25 Juni 2019
Menurut Dhany, kesimpulan ini didapat dari pendataan yang dilakukan Dukcapil tiap tahunnya.
Data yang sama juga menunjukkan mayoritas pendatang, menetap di Ibu Kota untuk mengadu nasib. Sebagian besar bekerja di sektor swasa.
"Kalau dari data yang masuk ke kita, mayoritas 31 persen di sektor swasta," ujar Dhany.
Setelah bekerja, alasan kedua datang ke Jakarta yakni untuk sekolah. Porsinya kurang lebih 23 persen dari total pendatang.
"Apalagi berbarengan kelulusan anak sekolah. Sehingga mereka datang banyak juga menimba ilmu dan sekolah," ujar Dhany.
Dhany juga mengungkapkan selama dua tahun terakhir, tren pendatang bergeser. Jumlah pendatang tak sebanyak dulu.