Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disorot Menteri Susi, Waduk Pluit Sengaja Dikosongkan Pemprov DKI

Kompas.com - 11/06/2019, 10:43 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA,  KOMPAS.com - Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum membenarkan pihaknya sengaja mengosongkan Waduk Pluit yang kini terlihat dangkal.

Ika memastikan pengosongan yang dilakukan telah sesuai prosedur.

"(Lapisan sedimen yang terlihat) itu hal yang wajar karena kita lagi tidak hujan. Ini cuacanya mendung dan sewaktu-waktu bisa hujan. SOP-nya, kita harus memaksimalkan waduk dalam kondisi kering," ujar Ika melalui keterangan tertulis, Selasa (11/6/2019).

Baca juga: Menteri Susi Singgung Kondisi Waduk Pluit, Ini Jawaban Pemprov DKI

"Kenapa? Kalau tiba-tiba terjadi hujan, (Waduk Pluit) bisa menampungnya," katanya. 

Sembari mengosongkan waduk, pihaknya mengeruk sedimen yang ada agar kapasitas waduk cukup besar ketika harus menampung hujan.

Selain itu, pihaknya juga melakukan proses pengepokan terhadap lapisan sedimen yang dilaksanakan sejak akhir April. 

Baca juga: Air Waduk Pluit Menyusut, Bau Busuk Pun Muncul

Pihaknya juga telah mengerahkan enam unit eskavator amfibi dan rencananya akan ditambah jumlahnya menjadi 13 unit untuk memaksimalkan pengepokan sedimen di kawasan Waduk Pluit.

Adapun, metode pengepokan dilakukan dengan cara mengeruk secara estafet menuju pinggir waduk untuk selanjutnya diangkat maupun dibentuk menjadi tanggul.

Pengerjaan ditargetkan dapat rampung dalam empat bulan ke depan.

Baca juga: Polisi Rilis Sketsa Jenazah Perempuan Tanpa Identitas di Waduk Pluit, Ini Ciri-cirinya

"Kami sudah kerjakan (pengepokan) mulai akhir April. Oktober ditargetkan sudah selesai. Sedimen pun (terlihat hanya) di muaranya, dekat pompa ke arah laut," ujar Ika.

Namun, proses pemeliharaan Waduk Pluit melalui pengepokan sempat mengalami kendala karena masa libur lebaran dan musim kemarau.

Dengan wilayah waduk yang cukup luas, alat-alat yang digunakan untuk mengangkut hasil pengerukan tidak bisa langsung dibawa ke pinggir waduk.

Baca juga: Cari Identitas Wanita Tewas di Waduk Pluit, Polisi Imbau Keluarga Melapor

Upaya pengepokan terus dilakukan agar dapat menampung air hingga berada pada ketinggian maksimal 3 meter (Top Water Level).

Di sisi lain, sepuluh pompa air yang terdapat di Waduk Pluit terus bekerja untuk mengalirkan air waduk ke laut dan menjaga permukaan air waduk di bawah 1,9 meter dari ketinggian normal, sehingga tinggi muka air dikondisikan dalam kondisi surut sebagai upaya persiapan musim hujan.

Adapun, permukaan sedimen yang terlihat saat ini adalah sedimen saat kondisi Low Water Level.

Baca juga: Petugas Akui Kesulitan Angkut Eceng Gondok dari Waduk Pluit

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com