Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdukcapil Depok: Usai Lebaran, Kebanyakan Pendatang dari Cirebon hingga Kuningan

Kompas.com - 11/06/2019, 10:44 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk (Dafduk) Disdukcapil kota Depok, Diarmansyah mengatakan, Jawa Barat sebagai provinsi yang menyumbang pendatang terbanyak ke Depok setelah libur Lebaran berakhir.

“Kebanyakan pendatang yang kami temukan dari Cirebon, Bogor, dan Kuningan, kebanyakan masih dari Jawa Barat,” ucap Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk (Dafduk) Disdukcapil kota Depok, Diarmansyah saat dikonfirmasi, Selasa (11/6/2019).

Namun, ia tidak menyebutkan secara detail berapa pendatang dari Jawa Barat ke Depok. Demikian juga dengan persentasenya.

Baca juga: Menanti Pendatang Ibu Kota Jakarta Usai Lebaran...

Disdukcapil Depok telah melakukan pendataan penduduk setelah liburan Lebaran di Terminal Jatijajar, Tapos, Depok.

Diarmansyah mengatakan, pendataan tersebut memiliki beberapa kendala misalnya, banyaknya penumpang bus yang tidak turun di Terminal Jatijajar.

Kemudian, keterlambatan kedatangan bus sehingga pendataan berlangsung kurang optimal.

“Belum lagi pendatang yang naik mobil pribadi, itu tidak bisa kita prediksi,” ujarnya.

Untuk mengoptimalkan pendataan tersebut, Disdukcapil Depok akan melakukan pendataan penduduk non permanen yang rutin dilakukan pada bulan Juli mendatang.

Baca juga: Wakil Wali Kota Bekasi: Kami Harapkan Pendatang yang Punya Skill

Diarmansyah mengatakan, pendataan itu melibatkan pengurus lingkungan baik RT maupun RW dalam rentan waktu tiga bulan.

Hasil pendataan tersebut nantinya akan dilaporkan ke Kementerian Dalam Negeri melalui gubernur.

“Kegiatan ini untuk mendata warga yang tidak ber-KTP Depok yang tinggal cukup lama namun tidak berniat untuk tinggal di sini untuk mengetahui tujuannya apa," ucap Diarmansyah.

Diarmansyah mengatakan, pada tahun 2018 lalu jumlah pendatang mencapai 20 ribu orang dari tiga kecamatan yakni Cimanggis, Pancoran Mas, dan Sukmajaya.

"Mereka beralasan rata-rata mengikut keluarga yang tinggal di Depok," jelasnya.

Diarmansyah mengimbau para pendatang untuk melaporkannya ke RT dan RW untuk dibuatkan surat pengantar Kelurahan.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) nomor 10 tahun 2015 tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan, masyarakat yang datang sebagai tamu dengan waktu 1x24 jam, harus melapor ke RT dan RW untuk dibuatkan surat pengantar ke kelurahan.

“Kami mengimbau untuk pendatang melaporkan ke RT dan RW untuk dibuatkan surat pengantar keterangan tempat tinggal di Kelurahan. Surat ini berlaku selama enam bulan,” tutup Diarmansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com