Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Nelayan di Tangerang Diduga Jual Tiket Ilegal Perjalanan ke Kepulauan Seribu

Kompas.com - 12/06/2019, 10:29 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta menemukan penjualan tiket ke Kepulauan Seribu tak berizin oleh kapal nelayan di Tangerang, Banten.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Sigit Wijatmoko mengatakan, aktivitas tersebut ditemukan di Cituis, Muara Saban, dan Tanjung Pasir.

"Yang (selama ini) kita hiraukan adalah pelabuhan kecil yang tidak resmi ya seperti Muara Saban, Tanjung Pasir, itu kan dermaga-dermaga nelayan yang kemudian mereka juga menyelenggarakan angkutan penumpang," kata Sigit di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2019).

Baca juga: 2 Kapal Nelayan di Kepulauan Seribu Terbakar, Kerugian Capai Rp 200 Juta

Menurut Sigit, ketiga lokasi itu bukan pelabuhan yang menyediakan penjualan tiket dan berlayar secara resmi.

Operator resmi juga tak beroperasi di sana.

"Memang secara jarak relatif dekat dengan Kepulauan Seribu, tetapi spesifikasi kapal mereka tidak bisa diberikan surat izin berlayar karena memang tidak sesuai standar," ujarnya. 

Baca juga: 5 Destinasi Unggulan di Kepulauan Seribu

Oleh karena itu, Dishub DKI mendorong terbentuknya organisasi pengelolaan armada.

Pemprov DKI akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan melalui PT Pelayaran Nasional Indonesia alias PELNI. PELNI adalah BUMN penyedia jasa angkutan transportasi laut.

Tujuannya, kata Sigit, untuk meningkatkan pengelolaan transportasi di kawasan Kepulauan Seribu. Sebab, saar libur Lebaran 2019 ini, jumlah pengunjung sangat tinggi.

Baca juga: Kapal Karam Diterjang Ombak di Kepulauan Seribu, Seorang Tewas

Banyak di antara wisatawan yang ingin ke Pulau Bokor, Pulau Tidung, dan Pulau Untung Jawa, menyeberang dengan memanfaatkan jasa nelayan.

Tujuan-tujuan itu, kata Sigit, secara geografis memang relatif dekat dengan titik keberangkatan.

Sigit mengingatkan calon penumpang menggunakan jasa pelabuhan resmi yang dikelola pemerintah.

Baca juga: Fahri Hamzah Usul Ibu Kota Pindah ke Kepulauan Seribu

Selain ada jaminan keselamatan, harga dan waktu keberangkatannya juga bisa diandalkan.

"Ini perlu kita jelaskan kepada masyarakat paham dan tahu kemana mereka harus mencari armada menuju ke Pulau Seribu yang dioperasikan secara baik dan berkeselamatan," kata Sigit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com