Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Perampokan di Toko Emas, Polisi Imbau Pemilik Pasang Teralis

Kompas.com - 17/06/2019, 19:26 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif mengimbau pemilik memasang teralis di toko emas

Hal ini untuk mencegah perampokan di toko emas terulang kembali. 

"Teralis atau penghalang itu dapat menyulitkan atau memperlambat pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya," kata Sabilul saat mendatangi Toko Emas Permata, Tangerang, Senin (17/6/2019). 

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Tersangka Perampokan Toko Emas Balaraja

Pemasangan teralis, lanjut dia, merupakan bagian dari teori mempersulit pelaku kejahatan dalam menjalankan aksinya.

"Teralis juga memungkinkan pegawai untuk dapat melakukan beberapa hal penyelamatan karena akses pelaku terhalang pembatas itu," ujarnya. 

Menurut Sabilul, Toko Emas Permata Balaraja yang dirampok beberapa waktu lalu, belum dipasang teralis.

Baca juga: Polisi Bentuk Tim Khusus Ungkap Perampokan Bos Toko Emas di Palembang 

Ketiadaan teralis di toko emas itu memudahkan pelaku melancarkan aksinya. 

Namun, ketiadaan teralis belum bisa disimpulkan menjadi penyebab utama perampokan toko emas tersebut.

"Ada faktor lain yang masih harus kami gali informasinya," ujar Sabilul.

Baca juga: Begini Kronologi Pemilik Toko Emas Dibacok dan Perhiasan Senilai Rp 1,6 M Dibawa Kabur

Sebelumnya, dua perampok bersenjata api dan samurai beraksi di Toko Emas Permata di Kampung Cariu, Desa Talagasari, Kecamatan Balajara, Kabupaten Tangerang, Sabtu (15/6/2019).

Dua tersangka yang menggunakan jaket, topi dan masker tersebut merampok perhiasan seberat 6 kilogram senilai Rp 1,6 miliar. Aksi penjahat itu terekam CCTV. 

Warga setempat dan karyawan toko sempat melempari batu ke arah Avanza milik tersangka. Akibatnya, kaca belakang mobil tersangka pecah.

Baca juga: Pemilik Toko Emas Dibacok, Perampok Bawa Kabur Perhiasan Senilai Rp 1,6 M

Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran di berbagai wilayah. Namun, polisi sudah mengantongi identitas tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com