Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI: Tak Ada Pangan Murah Khusus Penghuni Rusun

Kompas.com - 18/06/2019, 14:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Pemprov DKI Jakarta Darjamuni mempersilakan warga Jakarta mengikuti program pangan gratis di mana pun, termasuk di rumah susun (rusun) dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

Darjamuni menyebutkan, rusun dan RPTRA hanya menjadi titik distribusi pangan murah, bukan eksklusif bagi warga setempat saja.

"Pangan murah di rusun bukan berarti hanya untuk penghuni saja, karena itu sekadar titik distribusi. Selama dia (warga) punya KJP atau kartu lain, boleh saja (ikut pangan murah di rusun)," kata Darjamuni saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/6/2019) siang.

Baca juga: Warga Rusun Berharap Ada Program Pangan Murah Khusus Penghuni

Darjamuni mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan istimewa bagi penghuni suatu rusun, sekalipun pangan murah dibagikan di rusun tersebut.

"Tidak ada prioritas, karena kita tidak enak, takutnya ada yang bukan penghuni rusun tapi dia di dekat sana jadi mau ngambil di rusun," kata dia.

Meskipun membuka kesempatan bagi seluruh warga untuk turut serta dalam program pangan murah di rusun dan RPTRA, Darjamuni menjamin bahwa kuota pangan yang tersedia cukup bagi semua pihak. Penghuni rusun, menurutnya, tak perlu cemas kehabisan pangan.

"Kalau penghuni rusun tidak kebagian, tidak mungkin. Kalau dia punya kartu rusun pasti kita layanin semua," ujar Darjamuni.

"Berdasarkan pengalaman, volume kami tidak pas-pasan karena kami tambahin. Biasanya selalu sesuai dengan warga rusun yang memiliki kartu," tambah dia.

Saat ditemui terpisah, sejumlah warga rusun justru berharap adanya pengambilan program pangan murah terpisah antara penghuni dengan warga luar rusun.

Aspirasi itu muncul lantaran dalam beberapa kesempatan, program pangan gratis dicampur bersama warga nonrusun. Hal itu menyebabkan antrean mengular panjang dan stok pangan cepat habis.

"Biasanya kami... ngantre panjaaangg karena kami nyampur sama warga dari luar (rusun). Biasanya itu kalau pengambilannya di RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak) kayak begitu," ujar Agustin (60), penghuni Rusunawa Tipar Cakung, Jakarta Timur, Selasa pagi.

"Harapannya dikhususkan saja buat warga rusun, enggak usah dicampur orang luar, di sini kan kami sudah banyak," kata Agustin.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menyelenggarakan program pangan murah dengan titik-titik distribusi di sejumlah rumah susun (rusun) dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta.

Sebagaiman dikutip dari laman Instagram @dkijakarta, program pangan murah itu dapat diikuti warga Jakarta yang memiliki KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), PHL, dan PJLP setara UMP, serta penghuni rusun Pemda juga dapat turut serta.

Syaratnya, warga mesti membawa kartu bagi pemegang KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta. Bagi PPSU, PHL, dan PJLP setara UMP, wajib membawa kartu ATM Bank DKI dan tidak termasuk dalam daftar hitam atau blacklist.

Sementara itu, penghuni rusun Pemda wajib membawa kartu ATM custom alias kartu identitas penghuni rusun yang di dalamnya terdapat saldo dari Bank DKI.

Program itu bakal menyapa warga di berbagai rusun dan RPTRA selama 10 hari, terhitung sejak Senin kemarin  sampai 27 Juni ini, kecuali pada hari Minggu tanggal 23 Juni.

Beberapa pangan yang bisa didapatkan dengan harga miring yakni beras seharga Rp 30.000/5 kg, daging sapi Rp 35.000/kg, daging ayam Rp 8.000/ekor, ikan kembung Rp 13.000/kg, telur ayam Rp 10.000/tray, dan susu UHT Rp 30.000/24 pak @200 ml.

Namun, khusus untuk menebus susu UHT, warga wajib menunjukkan kartu KJP Plus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com