"Pangan murah di rusun bukan berarti hanya untuk penghuni saja, karena itu sekadar titik distribusi. Selama dia (warga) punya KJP atau kartu lain, boleh saja (ikut pangan murah di rusun)," kata Darjamuni, Selasa siang.
Darjamuni menambahkan, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan istimewa bagi penghuni suatu rusun, sekalipun pangan murah dibagikan di rusun tersebut.
"Tidak ada prioritas, karena kami tidak enak, takutnya ada yang bukan penghuni rusun tapi dia di dekat sana jadi mau ngambil di rusun," kata dia.
Baca juga: Pemprov DKI: Tak Ada Pangan Murah Khusus Penghuni Rusun
Menurut Darjamuni, kuota pangan murah yang tersedia cukup bagi seluruh pihak. Penghuni rusun, menurutnya, tak perlu cemas kehabisan pangan.
"Kalau penghuni rusun tidak kebagian, tidak mungkin. Kalau dia punya kartu rusun pasti kami layani semua. Berdasarkan pengalaman, volume kami tidak pas-pasan karena kami tambahin. Biasanya selalu sesuai dengan warga rusun yang memiliki kartu," ujar Darjamuni.
Menghemat pengeluaran
Warga Rusunawa Tipar Cakung mengemukakan, program itu membantu mereka berhemat. Anggaran bulanan yang awalnya dialokasikan untuk kebutuhan dasar jadi bisa dialihkan untuk keperluan lain dengan adanya program pangan murah rutin itu.
"Membantu sekali, membuat kami mengurangi pengeluaran tiap bulan. Kalau enggak ada ini kan belinya harus di pasar, lebih mahal. Jadi bisa buat lain-lain," kata Agustin.
Beberapa produk pangan murah yang dibeli bisa memenuhi kebutuhan warga hingga beberapa pekan.
"Kalau berapa lama, tergantung pemakaian sih, kalau saya sih sebulan enggak cukup-cukup amat, habis mungkin 3 minggu kalau beras. Ayam, daging sapi, lauk lain-lain mungkin setengah bulan habisnya," ujar Eta (58), adik Agustin.
Hal serupa dirasakan Bram, yang tinggal bersama seorang anak dan istri serta asisten rumah tangga. Ia mengaku bisa menghemat pengeluaran bulanan hingga tiga kali lipat.
"Kalau saya hitung matematis itu bisa Rp 350 ribuanlah kalau kami beli biasa. Kalau ambil di sini berarti kan bisa hemat tiga kalinya. Harga sih terjangkau ya. Bukan terjangkau lagi, murah. Yang utamanya sangat membantu sih, ya, telur sama beras," kata Bram.
Menurut Bram, daging sapi murah yang telah ia beli belum sempat habis ketika program tersebut kembali digelar bulan berikutnya.
Mutu ikan dan daging perlu ditingkatkan
Warga rumah susun boleh jadi tak akan melewatkan kesempatan sebulan sekali itu guna mendapatkan pangan-pangan dengan harga terjangkau dengan kualitas yang tidak seadanya. Namun, mereka berharap kualitas sejumlah produk pangan ditingkatkan.