"Terus infonya ada kafe begitu kan. Kirain bangunan yang ini, atau memang bangunan ini saya enggak tahu cuma enggak buka tuh. Pikiran kan bisa ngadem begitu sambil nongkrong kalau ternyata panas di luar," keluh Martin.
Dia akhirnya angkat kaki tak lama setelah berbincang dengan Kompas.com sekitar pukul 16.30 WIB.
Setelah ia pergi, tidak tampak satu pun pengunjung. Sementara itu, matahari yang segera terbenam masih menyoroti sekujur Hutan Kota GBK.
Bobi, salah seorang petugas keamanan yang berjaga di Hutan Kota GBK, berkata bahwa area ini memang sepi peminat, terlebih pada hari kerja. Ia pun mengamini keluhan Martin.
"Memang panas di sini, sudah begitu nyamuknya (bikin) gatal banget. Pohonnya juga masih kecil-kecil. Ramainya paling kalau malam Minggu, GBK-nya kan juga ramai," ujar Bobi.
Baca juga: Begini Asiknya Menelusuri Hutan Kota di Jakarta Timur yang Menang Adipura
Dia juga mengatakan bahwa Coffee Tea House dan ampiteater tidak dibuka.
"Bukan lagi tutup, Mas, memang enggak dibuka, kecuali untuk kunjungan tertentu atau kunjungan RI-1 (Presiden RI)," ucap dia.
Selain gersang dan minim kunjungan, area ini juga nihil papan informasi. Kecuali peta lokasi, tiada penunjuk arah sama sekali soal nama tempat seperti nama gedung dan toilet sekalipun.
Lokasi parkir pun tak jelas juntrungannya. Pengunjung bisa memarkirkan kendaraan di titik terdekat yakni Istora Senayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.